Pages - Menu

Monday, March 18, 2013

Siapakah Yang Memiliki Bibirku?


Baca: Mazmur 12

Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku. —Mazmur 19:15

Yang membedakan pujian dengan sanjungan sering kali terletak pada motivasinya. Pujian memberikan penghargaan yang tulus atas kualitas atau tindakan yang terlihat di dalam diri orang lain. Sanjungan biasanya bertujuan untuk menonjolkan diri sendiri dengan mengandalkan sokongan dari orang lain. Pujian diberikan untuk menyemangati, sanjungan berusaha untuk memanipulasi.

Dalam Mazmur 12, Daud meratapi bangsanya ketika orang-orang yang setia dan saleh telah lenyap dan digantikan oleh mereka yang mengatakan dusta “dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang” (ay.3). Mereka telah berkata, “Dengan lidah kami, kami menang! Bibir kami menyokong kami! Siapakah tuan atas kami?” (ay.5).

Ada baiknya kita mengajukan pertanyaan “Siapakah yang memiliki bibirku?” kepada diri kita sendiri ketika tergiur untuk mengucapkan sanjungan yang tidak tulus demi mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Jika bibir saya adalah milik saya sendiri, saya dapat mengucapkan apa pun yang saya suka. Namun jika Tuhanlah pemilik bibir saya, ucapan saya akan mencerminkan perkataan-Nya, yang dilukiskan pemazmur sebagai “janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah” (ay.7).

Satu cara yang baik untuk menunjukkan siapa yang memiliki bibir kita adalah memulai setiap hari dengan doa Daud yang tertulis dalam mazmurnya: “Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku” (Mzm. 19:15). —DCM

Perkataan yang ceroboh dapat memulai perselisihan,
Perkataan yang kejam dapat menghancurkan hidup sesama,
Perkataan yang bermanfaat dapat meredakan stres,
Perkataan penuh kasih menyembuhkan dan memberkati. —NN.

Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya. —Amsal 13:3

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate