Pages - Menu

Sunday, January 5, 2014

Adopsi

Di dalam Dia Allah telah memilih kita . . . Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya. —Efesus 1:4-5
Saya dan Marlene sudah menikah selama lebih dari 35 tahun. Dahulu, ketika masih berpacaran, kami pernah membicarakan suatu hal yang tidak pernah saya lupakan. Marlene mengatakan kepada saya bahwa ia diadopsi ketika masih berumur 6 bulan. Ketika saya bertanya apakah ia pernah mempunyai keinginan untuk mengetahui siapa orangtuanya yang sebenarnya, ia menjawab, “Ibu dan ayahku bisa saja memilih bayi mana pun pada hari itu, tetapi mereka memilihku. Mereka telah mengangkatku menjadi anak. Mereka berdualah orangtuaku yang sebenarnya.”
Teguhnya penerimaan dan rasa syukur yang dimiliki Marlene terhadap orangtua angkatnya tersebut sepatutnya juga menandai hubungan kita dengan Allah. Sebagai pengikut-pengikut Kristus, kita telah dilahirkan kembali oleh Allah melalui iman kepada-Nya dan sudah diadopsi ke dalam keluarga Allah. Paulus menulis, “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya” (Ef. 1:4-5).
Perhatikan sifat dari pertukaran ini. Kita telah dipilih oleh Allah dan diadopsi sebagai anak-anak-Nya, baik pria maupun wanita. Melalui adopsi, kini kita memiliki hubungan yang sama sekali baru dengan Allah. Dialah Bapa kita yang terkasih!
Kiranya hubungan ini menggelorakan hati kita untuk menyembah Dia—Bapa kita—dengan penuh ucapan syukur. —WEC
Bapa terkasih, terima kasih telah mengangkatku
menjadi Anak-Mu dan menjadikanku anggota
di dalam keluarga-Mu. Dengan hati yang bersyukur,
aku berterima kasih karena Engkau menjadikanku milik-Mu.
Allah mengasihi setiap dari kita begitu rupa seolah-olah kitalah satu-satunya insan di dunia. —Augustine

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate