Pages - Menu

Monday, May 5, 2014

Siapa Yang Seharusnya Dipuji?

Siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku. —Yeremia 9:24

Siapa Yang Seharusnya Dipuji?
Nilai IQ Chris Langan lebih tinggi dari IQ Albert Einstein. Lingkar bisep Moustafa Ismail berukuran sekitar 79 cm dan ia dapat mengangkat beban seberat 272 kg. Bill Gates diperkirakan memiliki kekayaan milyaran dolar. Orang-orang yang berkemampuan luar biasa atau kaya-raya mungkin tergoda untuk memandang diri mereka lebih tinggi daripada yang sepantasnya. Namun tanpa perlu menjadi seseorang yang sangat pintar, kuat, atau kaya, kita bisa saja memuji diri sendiri atas semua prestasi yang kita raih. Setiap pencapaian mengandung pertanyaan: Siapa yang seharusnya dipuji?

Pada masa bangsa Israel dihukum, Allah berfirman kepada mereka melalui Nabi Yeremia. Dia berkata, “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya” (Yer. 9:23). Sebaliknya, “Siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku” (ay.24). Allah menghendaki umat-Nya untuk meninggikan Dia dan kemuliaan-Nya di atas apa pun.

Jika kita membiarkan pujian manusia itu untuk memegahkan diri sendiri, kita melupakan bahwa “setiap pemberian yang baik . . . diturunkan dari Bapa segala terang” (Yak. 1:17). Lebih baik kita memberikan pujian dan kemuliaan kepada Allah, tidak hanya untuk menjaga hati kita dari kesombongan, tetapi juga karena memang Dia layak menerima pujian itu. Dialah Allah, Pribadi yang “melakukan perbuatan-perbuatan yang besar . . . keajaiban-keajaiban yang tak terbilang banyaknya” (Ayb. 5:9). —JBS

Bukanlah ‘ku, tetapi hanya Kristus
Layak benar dipuji, disembah.
Bukanlah ‘ku, tetapi hanya Kristus
Patut tetap dimuliakanlah. —Whiddington
(Nyanyikanlah Kidung Baru, No. 28)

Kita diciptakan untuk memberikan kemuliaan kepada Allah.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate