Pages - Menu

Friday, July 18, 2014

Jembatan Hidup

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! —Yeremia 17:7
Jembatan Hidup
Penduduk yang tinggal di Cherrapunji, India, telah mengembangkan sebuah cara yang unik untuk menyeberangi sungai dan aliran air yang banyak terdapat di daerah mereka. Mereka membangun jembatan-jembatan dengan bahan dari akar pohon karet. “Jembatan hidup” itu memerlukan waktu 10 hingga 15 tahun untuk berkembang hingga sempurna, dan begitu jadi, jembatan tersebut sangat kokoh dan dapat digunakan hingga beratus-ratus tahun.
Alkitab membandingkan seseorang yang mengandalkan Allah dengan “pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air” (Yer. 17:8). Karena akar-akarnya mendapat asupan yang cukup, pohon tersebut dapat bertahan menghadapi segala perubahan suhu. Sepanjang musim kemarau, pohon itu pun tetap berbuah.
Seperti sebatang pohon yang berakar kuat, orang yang mengandalkan Allah memiliki stabilitas dan vitalitas meskipun berada dalam situasi-situasi yang buruk. Sebaliknya, orang yang mengandalkan sesamanya manusia sering tidak memiliki stabilitas dalam hidupnya. Alkitab membandingkan mereka dengan semak bulus di padang belantara yang sering kekurangan cairan dan tumbuh menyendiri (ay.6). Demikianlah kehidupan rohani orang yang meninggalkan Allah.
Di manakah akar-akar kita menancap? Apakah kita berakar di dalam Yesus? (Kol. 2:7). Apakah kita telah menjadi jembatan yang mengarahkan orang lain kepada-Nya? Jika kita mengenal Kristus, kita dapat menyaksikan kebenaran ini: Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan (Yer. 17:7). —JBS
Yesus segala-galanya,
Mentari hidupku.
Sehari-hari Dialah
Penopang yang teguh. —Thompson
(Kidung Jemaat, No. 396)
Hembusan pencobaan yang kuat sekalipun takkan dapat menghempaskan seorang yang berakar di dalam Allah.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate