Pages - Menu

Wednesday, July 23, 2014

Melambaikan Bendera Putih

Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu. —Ulangan 6:4-5
Melambaikan Bendera Putih
Baru-baru ini, ketika menonton sebuah rekaman video dari ibadah di suatu gereja di Amerika Selatan, saya memperhatikan sesuatu yang belum pernah saya lihat di gereja. Ketika sang pendeta dengan semangat memanggil jemaatnya untuk menyerahkan hidup mereka kepada Yesus, salah seorang jemaat mengambil saputangan putih dari sakunya dan melambaikannya di udara. Tindakannya itu diikuti satu demi satu jemaat lainnya. Dengan air mata yang berlinang di pipi, mereka mengungkapkan penyerahan diri mereka sepenuhnya kepada Kristus.
Namun saya berpikir apakah momen itu bermakna lebih dari sekadar tanda penyerahan diri. Menurut saya, mereka melambaikan saputangan juga sebagai tanda kasih mereka kepada Allah. Ketika Allah memerintahkan umat-Nya, “Kasihilah TUHAN, Allahmu” (Ul. 6:5), itu artinya Dia mendesak mereka untuk menyerahkan hidup kepada-Nya.
Dari sudut pandang Allah, hidup bersama-Nya jauh melebihi suatu usaha untuk menjadi orang yang baik. Hidup bersama Allah merupakan suatu hubungan—hubungan dengan penyerahan diri sebagai cara untuk mengungkapkan rasa syukur dan kasih kita kepada-Nya. Karena kasih- Nya yang ajaib bagi kita, Yesus menyerahkan diri-Nya untuk mati disalib demi melepaskan kita yang tak berdaya di bawah belenggu dosa dan menuntun kita dalam suatu perjalanan hidup yang indah dan mulia.
Tiada kata yang cukup bagi kita untuk mengungkapkan kepada Allah betapa kita mengasihi-Nya! Jadi, marilah menunjukkan kasih kita kepada-Nya dengan jalan menyerahkan hati dan hidup kita untuk mengikut-Nya. —JMS
Ya Tuhanku, hidupku t’rimalah;
Kasih yang murni, o curahkanlah.
Taklukkanlah dendam dan nafsuku;
Tinggallah ‘Kau tetap di hatiku. —Orr
(Nyanyikanlah Kidung Baru, No. 13)
Penyerahan diri adalah bahasa kasih Allah.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate