Pages - Menu

Thursday, July 31, 2014

Meski Tak Layak Diriku

Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup! —Yesaya 55:3
Meski Tak Layak Diriku
Lewat suatu konser, pikiran saya kembali dibawa pada kenangan yang indah. Pemimpin konser baru saja memberikan pengantar untuk pujian: Just As I Am (Meski Tak Layak Diriku). Saya ingat bertahun-tahun lalu, pendeta saya sering menutup khotbahnya dengan meminta orang maju ke depan sementara jemaat melantunkan pujian itu, sebagai tanda kerinduan mereka untuk menerima pengampunan dosa dari Allah.
Namun si pemimpin konser menyebutkan tentang satu peristiwa lain dimana kita mungkin akan menyanyikan lagu itu. Ia sering membayangkan bahwa pada saat ia wafat dan bertemu Tuhan kelak, ia akan menyanyikan pujian ini sebagai ucapan syukur kepada-Nya:
Meski tak layak diriku,
Tetapi kar’na darah-Mu
Dan kar’na Kau memanggilku,
‘Ku datang, Yesus, pada-Mu.
(Kidung Jemaat, No. 27)
Bertahun-tahun sebelum menulis pujian ini, Charlotte Elliot pernah bertanya kepada seorang pendeta tentang cara menghadap Tuhan. Pendeta itu berkata, “Datanglah kepada-Nya meski kau merasa tak layak.” Charlotte pun melakukannya, hingga kemudian di tengah masa sakit yang menderanya, ia pun menulis himne tentang pengalamannya datang kepada Kristus yang telah mengampuni dosanya ini.
Dalam firman-Nya, Tuhan mendorong kita untuk mencari Dia: “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat” (Yes. 55:6). Dia memanggil kita: “Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, . . . Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!” (ay.1,3).
Oleh kematian dan kebangkitan Yesus, kita dapat datang kepada- Nya sekarang juga dan kelak akan tinggal bersama dengan-Nya selamanya dalam keabadian. Meski tak layak diriku . . . ku datang, Yesus, pada-Mu! —AMC
Barangsiapa yang haus, . . . hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! –Wahyu 22:17

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate