Pages - Menu

Friday, August 7, 2015

Pencari Kesalahan yang Bertobat

Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. —Filipi 1:9
Pencari Kesalahan yang Bertobat
Seperti banyak orang, ketika saya membaca surat kabar atau majalah, saya sering menemukan kesalahan dalam tata bahasa dan ejaan. (Kamu menyadarinya, bukan?) Saya tidak sedang berusaha mencari-cari kesalahan; tetapi kesalahan itu begitu mencolok sehingga tidak mungkin saya lewatkan! Reaksi saya biasanya adalah mengkritik redaksi terbitan itu. “Apa susahnya bagi mereka untuk menggunakan perangkat pengecek ejaan atau menyewa seorang penyelaras bahasa?”
Kamu mungkin pernah mengalami hal serupa dalam bidang yang kamu kuasai. Sepertinya, semakin tahu kita tentang sesuatu, semakin cepat kita menghakimi kesalahan yang kita temukan. Sikap itu juga dapat merusak hubungan kita dengan orang lain.
Namun Filipi 1:9 memberikan pendekatan yang berbeda. Paulus menulis, “Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian.” Allah menghendaki agar semakin kita tahu dan mengerti kebenaran, semakin pula kita mengasihi. Daripada memupuk sifat suka mengkritik atau berpura-pura tidak peduli, pengertian yang kita miliki sepatutnya mendorong kita untuk semakin berempati. Kritik pun tergantikan dengan kasih sayang.
Daripada menjadi pencari kesalahan, kita dipanggil Tuhan supaya “penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah” (ay.11).
Ketika Tuhan menguasai hati kita, kita dapat mengabaikan kesalahan, menahan diri dari sifat mengkritik, dan menunjukkan kasih kepada orang lain, yang jauh maupun yang dekat. —David McCasland
Ya Tuhan, dengan rahmat-Mu, ubahlah sifatku yang suka mengkritik dengan kasih-Mu dan belas kasihan-Mu bagi sesama.
Berbuat salah itu manusiawi; mengampuni itu ilahi. —Alexander Pope

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate