Pages - Menu

Saturday, October 24, 2015

Menjadi Tak Terlihat

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. —Pengkhotbah 3:1
Menjadi Tak Terlihat
Di tempat saya tinggal, inilah masa ketika tanaman-tanaman menolak untuk mati, dengan cara tetap berada di bawah tanah sampai tiba waktu yang aman untuk muncul kembali. Sebelum salju turun dan tanah membeku, tanaman-tanaman itu menanggalkan kelopak bunganya yang telah bermekaran dengan indah dan menarik diri ke suatu tempat di mana mereka dapat beristirahat dan menyimpan energi untuk musim tumbuh berikutnya. Meski terlihat mati, sesungguhnya tanaman itu tidak mati, melainkan hanya istirahat. Ketika salju mencair dan tanah tidak lagi beku, tanaman itu akan bangun dan kembali menengadah ke langit untuk menyapa Sang Pencipta dengan warna-warna yang cemerlang dan bau yang harum semerbak.
Musim-musim dalam kehidupan kita pun menuntut kita untuk sesekali masuk dalam masa istirahat. Kita tidak mati, tetapi kita mungkin merasa tidak terlihat. Sepanjang masa-masa itu, kita mungkin merasa tidak berguna, kemudian kita bertanya-tanya apakah Allah akan dapat memakai hidup kita lagi. Namun demikian, masa-masa seperti itu sesungguhnya bermanfaat untuk melindungi dan menyiapkan kita. Ketika waktunya sudah tepat dan keadaannya aman, Allah akan memanggil kita sekali lagi untuk melayani dan menyembah Dia.
Musa pernah mengalami masa-masa seperti itu. Setelah membunuh orang Mesir yang melukai seorang Ibrani, Musa harus melarikan diri ke tanah Midian yang sangat jauh guna menyelamatkan nyawanya (Kel. 2:11-22). Di sana, Allah melindungi Musa dan menyiapkannya untuk tugas terbesar yang akan ia jalani dalam hidupnya (3:10). Jadi, teruslah bersemangat! Kita tidak pernah tidak terlihat oleh Allah. — Julie Ackerman Link
Tuhan, Kau Gembala kami, tuntun kami, domba-Mu;
B’rilah kami menikmati hikmat pengurbanan-Mu.
—Dorothy A. Thrupp [Kidung Jemaat, No. 407]
Tidak seorang pun yang tidak terlihat oleh Allah.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate