Pages - Menu

Wednesday, September 6, 2017

Serahkan kepada Allah

Kemudian pergilah [Hizkia] ke rumah Tuhan dan membentangkan surat itu di hadapan Tuhan. —2 Raja-Raja 19:14
Serahkan kepada Allah
Semasa remaja, saat saya kewalahan menghadapi tantangan yang besar atau harus mengambil keputusan berisiko tinggi, ibu saya mengajarkan gunanya menuliskan pergumulan itu agar saya memperoleh sudut pandang yang lebih baik. Saat tidak yakin pelajaran atau pekerjaan apa yang perlu diambil, atau bergumul menghadapi kenyataan hidup masa dewasa yang membuat gentar, saya belajar dari kebiasaan ibu untuk menuliskan fakta-fakta dasar dan tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan dengan segala akibat yang mungkin dihasilkan. Setelah menuangkan isi hati saya dalam tulisan, saya dapat mundur sejenak dari masalah yang ada dan melihatnya secara lebih objektif tanpa terlalu dipengaruhi emosi.
Sama seperti dengan menuangkan isi pikiran ke dalam tulisan, saya memperoleh sudut pandang yang baru, demikian juga saat kita mencurahkan isi hati kepada Allah dalam doa, itu menolong kita mendapatkan sudut pandang Allah dan mengingatkan kita atas kuasa-Nya. Raja Hizkia melakukannya setelah menerima surat yang menggentarkan dari musuhnya. Kerajaan Asyur mengancam untuk menghancurkan Yerusalem seperti yang telah mereka lakukan terhadap banyak kerajaan lain. Hizkia membentangkan surat itu di hadapan Tuhan, dan di dalam doa, ia berseru kepada-Nya untuk membebaskan rakyatnya agar dunia mengetahui bahwa Dia “sendirilah Allah” (2Raj. 19:19).
Ketika dihadapkan pada situasi yang membuat kita cemas, takut, atau semakin menyadari bahwa kita tidak sanggup mengatasinya, marilah mengikuti jejak Hizkia dengan segera datang kepada Tuhan. Seperti Hizkia, kita juga dapat membentangkan masalah kita di hadapan Allah dan mempercayai-Nya untuk membimbing langkah-langkah kita serta untuk menenangkan hati kita yang gelisah. —Kirsten Holmberg
Allah adalah pertolongan kita yang terbaik di masa-masa sulit.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate