Pages - Menu

Tuesday, October 30, 2018

Sepakat untuk Tak Setuju

Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera. —Roma 14:19
Sepakat untuk Tak Setuju
Saya ingat pernah mendengar ayah berbicara tentang sulitnya menjauhkan diri dari perdebatan yang tak berujung tentang perbedaan dalam penafsiran Alkitab. Ayah berkata bahwa alangkah baiknya apabila kedua pihak yang berdebat itu sepakat untuk tak setuju.
Namun, apakah kita benar-benar dapat mengesampingkan perbedaan yang tidak dapat disatukan ketika begitu banyak hal penting yang dipertaruhkan? Itulah salah satu pertanyaan yang dijawab Rasul Paulus di Perjanjian Baru dalam suratnya kepada jemaat di Roma. Dalam tulisannya kepada para pembaca yang terhisap dalam beragam konflik sosial, politik, dan agama, Paulus menyarankan cara-cara untuk menemukan kesamaan sekalipun berada di tengah pertentangan yang sangat besar (14:5-6).
Menurut Paulus, sikap sepakat untuk tak setuju dapat dicapai apabila kita mengingat bahwa setiap dari kita akan memberikan pertanggungjawaban kepada Tuhan, tidak hanya untuk pendapat kita, tetapi juga untuk cara kita memperlakukan satu sama lain dalam perbedaan yang ada (ay.10).
Konflik yang terjadi sebenarnya dapat menjadi kesempatan untuk mengingat bahwa ada hal-hal lain yang lebih penting daripada pemikiran kita sendiri—bahkan lebih penting daripada pemahaman kita tentang isi Kitab Suci. Kita semua akan ditanya apakah kita telah mengasihi satu sama lain, bahkan mengasihi musuh kita, sebagaimana Kristus telah mengasihi kita.
Setelah saya pikir-pikir, saya ingat bahwa ayah sering mengatakan bahwa meskipun sepakat untuk tak setuju itu baik, tetapi yang lebih penting adalah melakukannya dengan semangat mengasihi dan menghargai satu sama lain. —Mart DeHaan
Ya Bapa, mampukanlah kami untuk bersikap sabar dan baik kepada orang-orang yang tidak sepenuhnya setuju dengan kami.
Dengan semangat kasih, kita dapat sepakat untuk tak setuju.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate