Pages - Menu

Tuesday, March 18, 2014

Bau Yang Harum

Bau-Yang-Harum
Cerita & Ilustrasi komik strip oleh Heri Kurniawan

Bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. —2 Korintus 2:15
Bau Yang Harum
Ada sejumlah aroma yang tidak akan bisa dilupakan. Baru-baru ini, suami saya mengatakan bahwa ia hampir kehabisan krim cukur. “Aku bisa membelikannya untukmu,” saya menawarkan diri. “Bisakah kau membelikan merek ini?” tanyanya sambil memperlihatkan kaleng krim cukurnya. “Aku suka aromanya—merek ini yang selalu dipakai ayahku.” Saya tersenyum, teringat suatu waktu ketika pikiran saya sejenak kembali ke masa kecil pada saat menghirup aroma sampo yang sering dipakai ibu untuk mencuci rambut saya. Bagi saya dan Tom, aroma wangi itu membawa gejolak emosional dan kenangan manis tentang orang-orang terkasih yang telah tiada.
Oliver Wendell Holmes berkata, “Segala kenangan, khayalan, perasaan nostalgia, dan keterikatan lebih mudah tergapai kembali melalui indra penciuman dibandingkan melalui indra lainnya.”
Jadi, apa yang akan terjadi ketika hidup kita menjadi bau harum yang menarik orang-orang kepada Allah? Dalam 2 Korintus 2:15 dituliskan, “Bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.” Bau keharuman kita itu menyenangkan Allah, tetapi bau itu juga dapat menarik orang lain kepada Allah atau justru menjauhkan mereka dari-Nya. Kita yang memahami arti pengorbanan Yesus mendapatkan kesempatan untuk menjadi “bau yang harum dari Kristus”–sebuah pengingat akan Dia–bagi orang lain.
Bau yang harum dari keserupaan kita dengan Kristus dapat memikat sesama kepada Sang Juruselamat. —CHK
Tanganku kerja bagi-Nya,
Kakiku mengikut-Nya;
Mataku memandang Yesus;
Yang kupuji Dialah! —James
(Kidung Jemaat, No. 363)
Ketika kita berjalan bersama Allah, bau harum yang kita pancarkan bisa menarik orang lain untuk ikut percaya.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate