Pages - Menu

Sunday, August 9, 2015

Adonan di dalam Mangkok

Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai . . . di belakang penyabit-penyabit. —Rut 2:7
Adonan di dalam Mangkok
Saya dan putri saya menganggap kue brownies sebagai salah satu dari kenikmatan dunia. Suatu hari, ketika kami sedang mengaduk bahan-bahan untuk membuat kue cokelat favorit kami itu, putri saya bertanya apakah saya dapat menyisakan sedikit adonannya di dalam mangkok setelah saya menuang sebagian besar adonan itu ke dalam loyang. Ia ingin menikmati sisa adonan itu. Dengan tersenyum, saya menyanggupinya. Kemudian, saya memberitahunya, “Kau tahu, itu disebut membersihkan sisa, dan itu sudah dilakukan lama sebelum brownies ada.”
Sembari menikmati sisa-sisa adonan dari kue buatan kami, saya menjelaskan bahwa Rut pernah mengumpulkan sisa-sisa jelai guna menghidupi dirinya dan mertuanya, Naomi (Rut 2:2-3). Karena suami-suami mereka telah meninggal, mereka kembali ke tanah kelahiran Naomi. Di sana Rut bertemu dengan seorang tuan tanah kaya bernama Boas. Rut meminta kepada Boas, “Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai . . . di belakang penyabit-penyabit” (ay.7). Dengan rela, Boas memberikan izin dan memerintahkan pekerjanya untuk dengan sengaja meninggalkan jelai bagi Rut (ay.16).
Seperti Boas, yang memelihara Rut dari kelimpahan hasil ladangnya, demikian pula Allah memelihara kita dari persediaan-Nya yang melimpah. Sumber daya-Nya sungguh tak terbatas, dan Dia mencurahkan berkat-berkat demi kebaikan kita. Dengan rela, Dia menganugerahkan kita kekuatan jasmani dan rohani. Setiap pemberian yang baik dan yang kita terima berasal dari Allah. —Jennifer Benson Schuldt
Ya Allah, terima kasih atas berkat-berkat yang kunikmati! Engkau memelihara anak-anak-Mu dari persediaan-Mu yang limpah tak terbatas. Aku menyembah-Mu, ya Allah pemeliharaku.
Kebutuhan terbesar kita tidak akan pernah melampaui sumber daya Allah yang mahabesar.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate