Pages - Menu

Sunday, November 29, 2015

Titik Terendah

Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku. —Mazmur 40:18
Titik Terendah
C. S. Lewis dan kakaknya, Warren (Warnie), bertahan selama beberapa semester di Wynyard, sebuah sekolah asrama untuk anak laki-laki di Inggris. Kepala sekolah yang kejam membuat anak-anak tidak tahan tinggal di sana. Puluhan tahun kemudian, dengan hikmatnya, Warnie menulis, “Saya sekarang berumur 64 tahun lebih sedikit, belum pernah saya berada dalam keadaan di mana saya tidak terhibur dengan merenungkan bahwa apa pun yang saya alami kini jauh lebih baik daripada pengalaman saya di Wynyard.” Sebagian besar dari kita dapat mengingat masa-masa yang gelap dan sulit dalam hidup kita dan bersyukur bahwa saat ini keadaan kita jauh lebih baik daripada masa itu.
Mazmur 40:2-6 mencatat titik terendah dalam hidup Daud saat ia berseru kepada Tuhan yang telah menyelamatkannya. Allah mengangkatnya dari “lobang kebinasaan” dan “lumpur rawa”, lalu menempatkan kakinya di atas bukit batu (ay.3). “Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku,” kata Daud, “untuk memuji Allah kita” (ay.4).
Namun sering kali kelepasan dari depresi dan keputusasaan tidak cukup kita alami satu kali. Mazmur 40 berlanjut dengan permohonan Daud yang terus-menerus agar rahmat, kasih, dan kebenaran Allah menjaganya dari dosa dan dari ancaman musuh-musuhnya (ay.12-15).
Bersama Daud, manakala kita berada di titik terendah, kita dapat berkata, “Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan aku. Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat!” (ay.18). —David McCasland
Bagaimana ingatanmu akan titik terendah dalam hidupmu mendorongmu mempercayai bahwa Allah akan menolongmu hari ini?
Pribadi pemelihara alam semesta ini takkan pernah mengecewakanmu.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate