Pages - Menu

Tuesday, January 19, 2016

Kau Dahulu!

[Yesus] telah merendahkan diri- Nya. —Filipi 2:8
Kau Dahulu!
Sherpa Nawang Gombu asal Tibet dan Jim Whittaker asal Amerika berhasil mencapai puncak Gunung Everest pada tanggal 1 Mei 1963. Mendekati puncak itu, masing-masing dari mereka memikirkan tentang kehormatan untuk menjadi yang pertama menginjakkan kaki di puncak gunung itu. Whittaker memberi isyarat kepada Gombu untuk melangkah maju terlebih dahulu. Namun Gombu menolaknya, dan dengan senyuman ia berkata, “Kau dahulu, Big Jim!” Akhirnya, mereka memutuskan untuk bersama-sama melangkahkan kaki ke puncak gunung itu.
Paulus mendorong umat percaya di Filipi untuk menunjukkan kerendahan hati semacam itu. Ia berkata, “Jangan-lah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Flp. 2:4). Sikap egois dan meninggikan diri berpotensi memecah belah, tetapi kerendahan hati akan menyatukan kita, karena sifat tersebut merupakan bagian dari berada “dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan” (ay.2).
Ketika terjadi pertengkaran atau perselisihan pendapat, kita dapat meredamnya dengan melepas hak kita untuk menjadi yang paling benar. Kerendahan hati mendorong kita untuk menunjukkan kasih dan kelemahlembutan, terutama pada saat kita terpancing untuk mendahulukan kepentingan diri sendiri. “Hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri” (ay.3)
Bersikap rendah hati akan menolong kita untuk semakin menjadi serupa dengan Yesus yang, demi kita, “telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati” (ay.7-8). Mengikuti jejak Yesus berarti melepaskan apa yang terbaik bagi diri sendiri demi mendahulukan yang terbaik bagi sesama. —Jennifer Benson Schuldt
Ya Yesus, Engkau menyerahkan hidup-Mu bagiku. Tolong aku untuk meneladani kerendahan hati-Mu dalam setiap pengorbanan yang kujalani. Kiranya aku memuliakan-Mu dengan mendahulukan sesamaku.
Kerendahan hati menumbuhkan kesatuan.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate