Pages - Menu

Monday, September 5, 2016

Gelembung Sabun

Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan. —2 Korintus 4:18
Gelembung Sabun
Seorang anak laki-laki menghujani saya dan suami saya, Carl, dengan gelembung-gelembung sabun sewaktu ia berlari melewati kami di atas trotoar di Atlantic City. Itulah momen ceria yang menghibur kami di suatu hari yang berat. Kedatangan kami ke kota itu adalah untuk menjenguk saudara ipar kami yang dirawat di rumah sakit dan membantu saudarinya Carl untuk memeriksakan diri ke dokter. Kami mencoba beristirahat sejenak dan menyusuri pesisir pantai, karena kami merasa agak kewalahan menghadapi beratnya pergumulan yang dihadapi keluarga kami.
Lalu muncullah gelembung-gelembung sabun itu—ditiupkan iseng ke arah kami oleh seorang bocah di tengah hembusan angin laut. Gelembung-gelembung itu memiliki makna khusus buat saya. Saya suka gelembung sabun dan menyimpan cairannya dalam sebuah botol di kantor saya. Saya dapat memainkannya kapan saja saya ingin merasa ceria. Melihat gelembung-gelembung tersebut dengan latar Samudra Atlantik yang sangat luas mengingatkan saya akan apa yang dapat saya andalkan: kehadiran Allah yang selalu dekat. Dia Mahakuasa. Dia selalu peduli. Dan Dia dapat memakai momen sesederhana dan sesingkat apa pun untuk mengingatkan kita bahwa hadirat-Nya tercurah bagaikan lautan anugerah di tengah momen-momen berat yang kita alami.
Mungkin suatu hari masalah kita akan terlihat seperti gelembung— hanya sementara jika dibandingkan dengan kekekalan, “karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal” (2Kor. 4:18). —Anne Cetas
Anugerah apa yang dicurahkan Allah kepadamu di tengah masa yang sulit? Bagaimana pengalamanmu dapat menjadi berkat bagi orang lain?
Yesus mencurahkan anugerah-Nya di tengah kerasnya pencobaan.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate