Pages - Menu

Monday, February 27, 2017

Cincin yang Membuat Tak Terlihat

Barangsiapa berbuat jahat, membenci terang. —Yohanes 3:20
Cincin yang Membuat Tak Terlihat
Plato, seorang filsuf Yunani (sekitar 427-348 SM), mempunyai cara yang imajinatif untuk menerangi sisi gelap dari hati manusia. Ia menceritakan kisah tentang seorang gembala yang tanpa sengaja menemukan cincin emas yang selama ini tersembunyi jauh di dalam tanah. Suatu hari terjadilah gempa besar yang membelah sebuah makam kuno di sisi gunung dan cincin itu pun terlihat oleh si gembala. Secara kebetulan ia juga menemukan bahwa cincin tersebut memiliki kemampuan ajaib untuk membuat pemakainya bisa tidak terlihat kapan saja ia menghendakinya. Saat berpikir tentang sesuatu yang tak terlihat, Plato mengajukan pertanyaan ini: Jika seseorang tak merasa khawatir akan ketahuan dan dihukum, apakah ia akan menolak untuk berbuat jahat?
Dalam Injil Yohanes, kita melihat bahwa Yesus membawa gagasan itu ke arah yang berbeda. Sebagai Gembala yang Baik, Yesus berbicara tentang hati manusia yang tinggal dalam bayang-bayang kegelapan untuk menyembunyikan perbuatan mereka yang jahat (Yoh. 3:19-20). Dengan menyoroti hasrat kita untuk menyembunyikan kejahatan, Yesus tidak bermaksud menghakimi kita, melainkan menawarkan kepada kita keselamatan melalui diri-Nya (ay.17). Sebagai Gembala hati kita, Dia menerangi watak manusiawi kita yang terburuk untuk menunjukkan kepada kita betapa Allah sangat mengasihi kita (ay.16).
Dalam belas kasihan-Nya, Allah memanggil kita untuk keluar dari kegelapan yang menyelimuti kita dan mengundang kita untuk mengikut-Nya di dalam terang. —Mart DeHaan
Bapa Surgawi yang terkasih, kami mengucap syukur kepada-Mu untuk cahaya kehadiran-Mu dalam hidupku. Kiranya aku berjalan dengan taat dalam terang kebenaran-Mu untuk segala hal yang kulakukan hari ini.
Kegelapan dosa dienyahkan ketika terang Kristus disingkapkan.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate