Pages - Menu

Saturday, April 8, 2017

Gembalaku Selamanya

Allah . . . telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai sekarang. —Kejadian 48:15
Gembalaku Selamanya
Ketika putra saya naik kelas, ia sempat protes, “Aku tidak mau diajar guru lain!” Ia mau selamanya diajar oleh guru kesayangannya. Kami harus membantunya untuk menyadari bahwa pergantian guru merupakan hal yang wajar. Namun, kita mungkin bertanya-tanya: Adakah hubungan yang dapat terjalin seumur hidup?
Yakub, bapa leluhur bangsa Israel, mengenal adanya satu hubungan yang seperti itu. Setelah mengalami banyak perubahan dramatis dan kehilangan orang-orang terkasih di sepanjang perjalanan hidupnya, Yakub menyadari adanya Pribadi yang senantiasa hadir dalam hidupnya. Ia berdoa, “Allah yang telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai sekarang . . . kiranya yang memberkati orang-orang muda ini” (Kej. 48:15-16).
Yakub pernah menjadi gembala, maka ia membandingkan hubungannya dengan Allah seperti hubungan gembala dengan domba-dombanya. Sejak lahir, dalam masa pertumbuhan, hingga mencapai usia tua, seekor domba selalu dirawat gembalanya siang-malam. Ia menuntun dombanya pada siang hari dan menjaganya pada malam hari. Daud yang juga seorang gembala memiliki keyakinan yang sama, tetapi ia menyoroti dimensi kekekalan dari hubungan itu dengan mengatakan, “Aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa” (Mzm. 23:6).
Pergantian guru adalah hal yang wajar. Namun, alangkah indahnya mengetahui bahwa kita dapat menjalin sebuah hubungan yang kekal selamanya dengan Allah. Sang Gembala Agung telah berjanji untuk menyertai kita setiap hari di sepanjang keberadaan kita di dunia (Mat. 28:20). Dan ketika kehidupan di atas bumi ini berakhir, kita akan tinggal semakin dekat dengan-Nya. —Keila Ochoa
Bapa, aku mengucap syukur karena Engkaulah Gembala hidupku. Aku memuji kesetiaan-Mu.
Allah tidak pernah meninggalkan kita.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate