Pages - Menu

Thursday, January 28, 2016

Sebelum Meminta Tolong

Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN. —Mazmur 18:7
Sebelum Meminta Tolong
Sebagai seorang ibu dari anak-anak yang masih kecil, terkadang saya mudah menjadi panik. Apabila putra saya terkena alergi atau putri saya tiba-tiba terserang batuk, reaksi pertama saya adalah menelepon ibu saya dan menanyakan apa yang harus dilakukan untuk menolong mereka.
Ibu memang penolong yang hebat, tetapi ketika saya membaca Mazmur, saya diingatkan betapa seringnya kita membutuhkan pertolongan yang tidak dapat diberikan oleh manusia. Di Mazmur 18, Daud berada dalam bahaya yang sangat besar. Dalam ketakutannya karena nyaris mati dan sangat menderita, ia pun berseru kepada Tuhan.
Daud dapat berkata, “Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN” karena ia mengerti bahwa Allah adalah bukit batu, kubu pertahanan, dan penyelamatnya (ay.2-3). Allah adalah perisainya, keselamatannya, dan kekuatannya. Mungkin kita tidak dapat memahami pujian Daud karena kita belum pernah mengalami pertolongan Allah. Mungkin kita cenderung mencari pertolongan manusia sebelum datang kepada Allah untuk menerima nasihat dan pertolongan-Nya.
Tentunya Allah menempatkan orang-orang dalam hidup kita untuk menolong dan menghibur kita. Namun, marilah kita juga senantiasa ingat untuk berdoa. Allah akan mendengar kita. Daud menyanyikan, “Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya” (ay.7). Ketika kita datang kepada Allah, kita ikut menyanyikan pujian Daud dan mengalami Dia sebagai bukit batu, kubu pertahanan, dan penyelamat kita.
Lain kali ketika kamu mencari pertolongan dari orang lain, ingatlah juga untuk berdoa. —Keila Ochoa
Ya Tuhanku, tolonglah aku untuk mengingat bahwa Engkaulah penyelamatku, dan Engkau selalu mendengar seruanku.
Doa menjadi jembatan antara kepanikan dan kedamaian.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate