Pages - Menu

Saturday, April 16, 2016

Seperti Biji Mata Tuhan

Siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya. —Zakharia 2:8
Seperti Biji Mata Tuhan
Ketika anak bayinya sedang menderita kejang-kejang, teman saya segera melarikannya ke rumah sakit dengan ambulans. Dengan hati yang berdegup kencang, ia mendoakan bayi perempuannya. Saat teman saya memegangi jari-jari kecil bayinya, kasih sayangnya yang menggebu-gebu pada sang anak telah membawanya teringat bagaimana Tuhan jauh lebih mengasihi kita dan menyebut kita sebagai biji mata-Nya sendiri.
Nabi Zakharia menggunakan ungkapan tersebut dalam perkataan-Nya kepada umat Allah yang telah kembali ke Yerusalem dari pengasingan mereka di Babel. Ia menyerukan agar mereka bertobat, membangun kembali bait Allah, dan hati mereka diperbarui untuk mengasihi Allah yang sejati. Semua itu karena Allah sangat mengasihi umat-Nya; mereka adalah seperti biji mata-Nya sendiri.
Para cendekiawan Yahudi memahami ungkapan yang berasal dari kitab Zakharia pasal ke-2 itu sebagai bayangan seseorang yang tampak pada biji mata orang lain, dengan penggunaan kata “biji” untuk melambangkan suatu objek yang berbentuk bulat. Seperti mata kita begitu berharga dan rapuh sehingga perlu dilindungi, demikianlah Tuhan ingin mengasihi dan melindungi umat-Nya—dengan menjaga kita selalu dekat dengan hati-Nya.
Tuhan yang berdiam di antara kita mencurahkan kasih-Nya kepada kita, bahkan luar biasanya, kasih-Nya itu jauh melebihi kasih seorang ibu yang rela melakukan apa pun demi anaknya yang sakit. Kita adalah biji mata Allah dan kekasih hati-Nya. —Amy Boucher Pye
Allah Bapa, begitu besarnya kasih-Mu kepada kami sehingga Engkau mengaruniakan Anak-Mu yang tunggal untuk mati agar kami dapat hidup. Kiranya kami menerima kasih-Mu hari ini dan tinggal di dalamnya.
Kasih orangtua kepada anaknya mencerminkan kasih Allah Bapa kepada kita.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate