Pages - Menu

Friday, April 5, 2019

Butuh Hati yang Baru?

Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu. —Yehezkiel 36:26
Butuh Hati yang Baru?
Kabar itu begitu suram. Belakangan, ayah saya mengalami sakit di bagian dadanya. Pemeriksaan menunjukkan adanya penyumbatan pada tiga titik di pembuluh darah arterinya. Ayah saya dijadwalkan menjalani operasi triple-bypass pada tanggal 14 Februari. Meskipun cemas, Ayah merasa tanggal tersebut membawa pengharapan baginya: “Saya akan dapat jantung baru sebagai hadiah Valentine!” Operasi berjalan lancar, sehingga pembuluh darah kembali mengalirkan kehidupan kepada jantung yang selama ini bekerja susah payah—jantungnya yang “baru”.
Operasi itu mengingatkan saya bahwa Tuhan juga menawarkan hidup baru kepada kita. Karena dosa telah menyumbat “arteri” rohani kita—kapasitas untuk berhubungan dengan Allah—kita memerlukan “operasi” rohani untuk membersihkan sumbatan itu.
Itulah janji Allah kepada umat-Nya di Yehezkiel 36. Dia meyakinkan mereka, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru. . . . Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (ay.26). Dia juga berjanji, “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu” (ay.25) dan “Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu” (ay.27). Bagi yang putus asa, Allah menjanjikan awal yang baru karena hanya Dia yang dapat memperbarui kita.
Janji itu pun digenapi melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Ketika percaya kepada-Nya, kita menerima hati baru yang telah bersih dari dosa dan keputusasaan. Hati kita yang baru dipenuhi Roh Kristus untuk mengalirkan darah kehidupan spiritual yang diberikan Allah, supaya kita juga “hidup dalam hidup yang baru” (Rm. 6:4). —Adam Holz
WAWASAN

Para nabi Perjanjian Lama kerap menuliskan nubuatan mereka dalam beberapa bagian. Saat membacanya pada zaman ini, kita seperti sedang berusaha merangkai berbagai bagian dari sebuah teka-teki. Bacaan kitab Yehezkiel hari ini berkesinambungan dengan bagian sebelumnya. Pada pasal 18, Yehezkiel berkata, “Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu!” (ay.31). Namun, bangsa Yehuda tidak sanggup melakukannya dengan kekuatan mereka sendiri (demikian juga kita). Itulah sebabnya Yehezkiel menulis, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru” (36:26).
Pesan bahwa manusia tidak mampu menyelamatkan diri sendiri itu kembali bergema dalam Perjanjian Baru. Paulus berkata, “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” (Efesus 2:1), kemudian ia menyampaikan bahwa kita diselamatkan “karena kasih karunia” dan “oleh iman” (ay.8). Ia juga menyimpulkan, “Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik” (ay.10). —Tim Gustafson
Bagaimana janji Tuhan tentang hidup baru membawa harapan saat Anda berjuang mengatasi rasa bersalah dan malu? Bagaimana hari ini Anda dapat lebih bergantung kepada kuasa Roh Kudus daripada bergantung kepada kekuatan sendiri?
Bapa, terima kasih untuk pengharapan dan hidup baru yang telah Engkau berikan melalui Yesus. Tolonglah kami mempercayai-Mu setiap hari di saat Roh-Mu menuntun kami dalam jalan hidup kami yang baru.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate