Pages - Menu

Monday, September 23, 2019

Perisai yang Melindungi Saya

Tetapi Engkau, Tuhan, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku. —Mazmur 3:4
Perisai yang Melindungi Saya
Gereja kami mengalami kehilangan yang menyakitkan ketika Paul, pemimpin pujian yang sangat berbakat, meninggal dunia dalam usia tiga puluh satu tahun karena kecelakaan kapal. Paul dan istrinya, DuRhonda, sudah tidak asing lagi dengan penderitaan; beberapa kali janin dalam kandungan sang istri meninggal sebelum sempat dilahirkan. Sekarang, ada kubur baru di dekat makam anak-anak mereka. Peristiwa memilukan yang dialami keluarga itu sangat mengguncang orang-orang terdekat mereka.
Daud dan keluarganya juga tidak asing dengan krisis dan penderitaan. Dalam Mazmur 3, kita melihat Daud yang digayuti masalah pemberontakan anaknya, Absalom. Alih-alih bertahan dan melawan, ia memilih melarikan diri, meninggalkan rumah dan takhtanya (2 Sam. 15:13-23). Meskipun “banyak orang” menganggapnya telah ditinggalkan Allah (Mzm. 3:3), Daud tahu bahwa itu tidak benar; ia justru melihat Tuhan adalah perisai yang melindunginya (ay.4), dan berseru kepada-Nya untuk meminta perlindungan (ay.5). Demikian pula dengan DuRhonda. Di tengah kedukaannya, saat ratusan orang berkumpul untuk mengenang almarhum suaminya, ia mengangkat suaranya yang lembut dan merdu untuk menyanyikan lagu pujian yang mengungkapkan keyakinannya kepada Allah.
Saat menerima hasil yang tidak menggembirakan dari dokter, saat kondisi keuangan tidak juga membaik, saat segala upaya untuk mendamaikan hubungan terus gagal, saat kematian merenggut orang-orang yang kita cintai—kiranya kita juga dikuatkan untuk berkata, “Tetapi Engkau, Tuhan, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku” (Mzm. 3:4). —Arthur Jackson
WAWASAN
Kitab Mazmur adalah puisi dan nyanyian orang Israel yang mencurahkan pengalaman manusiawi dan perasaan para pemazmur saat mereka berusaha percaya kepada Allah di tengah pergumulan hidup dan penderitaan. Mazmur 3 adalah mazmur pertama dari 14 mazmur yang ditulis Daud sebagai tanggapan atas suatu peristiwa khusus (7; 18; 30; 34; 51; 52; 54; 56; 57; 59; 60; 63; 142). Keterangan pada awal Mazmur 3 berbunyi, “ketika ia lari dari Absalom, anaknya.” Hal ini menceritakan krisis yang Daud alami ketika anaknya merebut takhtanya sehingga raja terpaksa melarikan diri karena jika ia tetap tinggal di Yerusalem, ia akan dibunuh (2 Samuel 15:13-14). Meskipun hidupnya dalam bahaya dan terancam, Daud percaya penuh akan perlindungan dan pembebasan Allah serta pemenuhan kebutuhannya, “Aku membaringkan diri, lalu tidur; . . . Aku tidak takut” (Mazmur 3:6-7). Daud mengalami “damai sejahtera” yang dijanjikan dalam Yesaya 26:3, damai yang berasal dari kepercayaan kepada Allah. —K.T. Sim
Bagaimana responsmu dalam situasi yang menekanmu baru-baru ini? Bagaimana kesadaran bahwa Allah adalah perisaimu telah menghibur hatimu?
Bapa Surgawi, tolonglah aku melihat bahwa walaupun hidup ini penuh dengan kesulitan, aku tetap dapat mengalami penghiburan di dalam-Mu.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate