Pages - Menu

Thursday, August 13, 2020

Pekerjaan Besar

 

“Aku tengah melakukan suatu pekerjaan yang besar. Aku tidak bisa datang! Untuk apa pekerjaan ini terhenti oleh sebab aku meninggalkannya dan pergi kepada kamu!” —Nehemia 6:3

Pekerjaan Besar

Seorang petugas keamanan menemukan dan menyingkirkan sepotong lakban yang ditempelkan pada lidah pintu supaya pintu itu tidak tertutup sempurna. Beberapa saat kemudian, ia menemukan pintu itu kembali ditempeli lakban. Ia melaporkan temuannya ke polisi, yang kemudian datang dan menangkap lima orang yang menyusup masuk tanpa izin ke dalam gedung.

Si petugas muda yang bekerja di gedung Watergate di Washington, D.C., markas sebuah partai politik besar di Amerika Serikat, baru saja berhasil mengungkap skandal politik terbesar pada masanya lewat sikapnya yang serius dan sungguh-sungguh dalam bekerja.

Nehemia sudah mulai membangun kembali tembok yang mengelilingi kota Yerusalem dengan sungguh-sungguh. Menjelang akhir proyek, musuh-musuh di sekitar memintanya datang menemui mereka di sebuah desa dekat situ. Di balik undangan yang terlihat bersahabat itu terdapat jebakan yang penuh tipu muslihat (Neh. 6:1-2). Namun, jawaban Nehemia menunjukkan keyakinannya yang teguh: “Aku tengah melakukan suatu pekerjaan yang besar. Aku tidak bisa datang! Untuk apa pekerjaan ini terhenti oleh sebab aku meninggalkannya dan pergi kepada kamu!” (ay.3)

Meski jelas memiliki kekuasaan, rasanya nama Nehemia tidak tercatat sebagai salah satu pahlawan besar. Ia bukan prajurit yang gagah perkasa, bukan seorang pujangga atau nabi, bukan pula raja atau penasihat bijaksana. Ia seorang juru minum yang kemudian menjadi pembangun tembok. Namun, ia yakin dirinya melakukan sesuatu yang sangat penting untuk Allah. Kiranya kita memandang serius apa yang telah dipercayakan Allah untuk kita kerjakan dan melakukannya sungguh-sungguh dengan kekuatan dan pemeliharaan-Nya.—GLENN PACKIAM

WAWASAN
Bangsa Yahudi kembali dari pembuangan dan penawanan di Babel dalam tiga kelompok yang berbeda. Zerubabel (sekitar 538 SM) dan Ezra (sekitar 458 SM) memimpin dua perjalanan kembali yang pertama. Nehemia (sekitar 444 SM) memimpin perjalanan yang ketiga, dengan tujuan utama untuk memperbaiki tembok Yerusalem yang sudah hancur, agar tersedia perlindungan bagi kota tersebut (Nehemia 1-2). Pekerjaan perbaikan ini dihadapkan pada perlawanan keras (pasal 4-5). Ketika pekerjaan itu sudah hampir selesai, para musuh Nehemia mencoba untuk mengalihkan perhatiannya dan mengulur waktu dengan mengundangnya pergi ke Ono untuk “pembicaraan damai.” Untuk mencapai Ono, sebuah desa kecil di dekat perbatasan Samaria, Nehemia harus melakukan perjalanan panjang sejauh empat puluh kilometer melewati tanah kosong dan berbahaya. Nehemia tahu musuh-musuhnya “berniat mencelakakan [dirinya]” (6:1-4). Walaupun menghadapi perlawanan dan hambatan yang melemahkan semangat, pembangunan kembali tembok itu dapat diselesaikan dalam waktu sangat cepat—lima puluh dua hari (ay.15).—K.T. Sim

Apakah panggilan Tuhan untuk kamu? Mengapa penting bagi kamu untuk mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan melihatnya sebagai pekerjaan yang besar?

Ya Allah, tolonglah aku untuk yakin bahwa aku sedang mengerjakan pekerjaan yang besar. Aku percaya Engkau memanggilku untuk hal ini saat ini. Tolonglah aku agar tetap berfokus pada jalan-Mu.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate