Pages - Menu

Wednesday, December 9, 2020

Tuntunan Allah

 

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. —Mazmur 1:1

Tuntunan Allah

Ketika sepasang suami-istri mendapati bahwa bank tempat mereka menabung secara tidak sengaja mengirim uang sebesar $120.000 ke rekening mereka, mereka pun langsung menghambur-hamburkannya. Mereka membeli sebuah mobil jip, sebuah mobil karavan, dan dua buah mini traktor sekaligus melunasi tagihan-tagihan. Begitu menyadari kesalahan itu, bank meminta pasangan tersebut mengembalikan uangnya. Sayangnya semua uang sudah habis terpakai. Pasangan itu lalu didakwa melakukan tindak pidana pencurian. Di pengadilan, sang suami berkata kepada wartawan, “Kami mengikuti nasihat hukum yang salah.” Mereka berdua mendapat hikmah bahwa mengikuti nasihat yang salah (dan menggunakan uang yang bukan milik mereka) dapat berujung pada masalah besar.

Sebaliknya, pemazmur membagikan nasihat bijak yang dapat menolong kita terhindar dari masalah. Ia menulis bahwa orang yang sungguh diberkati—“berbahagia”—tidak akan menuruti nasihat orang yang menolak Allah (Mzm. 1:1). Mereka tahu bahwa nasihat yang bodoh dan fasik dapat berujung pada bahaya yang tidak terlihat dan akibat yang fatal. Selain itu, motivasi (“kesukaan”) dan perhatian (“merenungkan”) mereka adalah kebenaran Kitab Suci yang tak tergoyahkan dan tak lekang oleh waktu (ay.2). Mereka tahu bahwa tunduk kepada tuntunan Allah akan membawa pada kestabilan dan keberhasilan (ay.3).

Ketika kita akan mengambil keputusan, baik besar maupun kecil, dalam soal karier, keuangan, hubungan, dan lain-lain, kiranya kita mencari hikmat Allah yang terdapat dalam Alkitab, nasihat yang bijak, dan pimpinan Roh Kudus. Tuntunan-Nya sangatlah penting dan dapat diandalkan dalam menjalani suatu kehidupan yang penuh berkat dan terhindar dari masalah. —MARVIN WILLIAMS

WAWASAN
Mazmur 1 sering digolongkan oleh para ahli sebagai Sastra Hikmat karena menggambarkan orang yang dianggap sempurna, yang integritasnya tidak mungkin dapat dicapai oleh siapa pun. Tujuannya adalah untuk mengilhami pembacanya dengan kerinduan mengejar hidup yang berhikmat. Dalam perbedaan yang sangat tajam dengan gaya hidup berhikmat, mazmur ini menggambarkan adanya arah yang lain, yaitu gaya hidup “kumpulan pencemooh” (1:1). Arti kata ’ashre (1:1) dalam bahasa Ibrani tidak mudah untuk diterjemahkan secara tepat. Meski sering diterjemahkan sebagai “berbahagia,” kata itu tidak mencakup pemahaman modern tentang kebahagiaan. Sebaliknya, “berbahagia” di sini meliputi gagasan tentang hidup berlimpah dan penuh sukacita yang berakar dalam Allah, menjalani kehidupan dalam damai (atau shalom) yang dikehendaki Allah bagi manusia. —Monica La Rose

Mengapa kamu percaya Kitab Suci sangat penting untuk dapat mengambil keputusan yang benar? Siapa saja penasihat yang dapat menolongmu dengan memberikan nasihat yang bijak?

Ya Allah, sebelum aku mencari petunjuk-Mu dalam hal-hal yang tidak kuketahui, tolonglah aku menaatimu dalam hal-hal yang kutahu dan untuk terus mengasihi-Mu serta sesamaku.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate