Pages - Menu

Monday, August 12, 2019

Merayakan Kreativitas Allah

Kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. —Roma 12:6
Merayakan Kreativitas Allah
Lance Brown, seorang seniman buta warna, naik ke atas panggung diiringi alunan musik yang memenuhi aula gereja. Dengan membelakangi jemaat, ia berdiri di depan kanvas putih besar, dan mencelupkan kuasnya ke cat hitam. Dengan lincah, tangannya bergerak membuat gambar salib. Lewat goresan demi goresan di atas kanvas, Lance menuturkan kisah penyaliban dan kebangkitan Kristus. Ia menutup beberapa bagian kanvas dengan cat hitam, lalu menambahkan warna biru dan putih untuk menyelesaikan lukisan yang kini terlihat abstrak itu dalam waktu kurang dari enam menit. Kemudian ia memegang kanvas itu, membaliknya, dan tampaklah sebuah gambar yang tersembunyi, yaitu wajah Yesus yang penuh kasih.
Brown berkata bahwa ia sempat ragu saat seorang teman mengusulkan agar ia melukis cepat di dalam sebuah kebaktian. Namun, sekarang ia pergi ke seluruh dunia untuk membawa jemaat menyembah Tuhan sambil ia melukis dan bercerita tentang Yesus.
Rasul Paulus menegaskan nilai dan tujuan dari bermacam-macam karunia yang Allah bagikan kepada umat-Nya. Setiap anggota keluarga Allah diperlengkapi dengan karunia untuk memuliakan Dia dan membangun hidup orang lain dalam kasih (Rm. 12:3-5). Paulus mendorong kita untuk mengenali karunia kita dan menggunakannya untuk membangun orang lain dan membawa mereka kepada Yesus, lewat pelayanan yang kita lakukan dengan tekun dan penuh sukacita (ay.6-8).
Kepada masing-masing dari kita, Allah telah memberikan karunia rohani, talenta, keterampilan, dan pengalaman untuk melayani dengan sepenuh hati baik di belakang maupun di depan layar. Saat kita merayakan kreativitas Allah, Dia pun memakai keunikan kita masing-masing untuk memberitakan Injil dan membangun hidup umat-Nya dalam kasih. —Xochitl Dixon
WAWASAN
Pasal 12 merupakan titik balik dalam surat Roma. Sebelumnya, Rasul Paulus menjelaskan karya keselamatan Allah, dengan Yesus sebagai Adam kedua yang datang untuk menebus yang terhilang karena ketidaktaataan nenek moyang kita di taman Eden. Selanjutnya, Paulus beralih kepada cara menghidupi keselamatan itu. Pertama, dengan menasihati setiap orang yang telah ditebus untuk menjadi “persembahan yang hidup” (ay.1), fokusnya adalah menjadi pribadi yang berkenan kepada Allah dengan melayani sesama. Selanjutnya, ada karunia-karunia rohani untuk memperlengkapi anak-anak Allah dalam pelayanan mereka kepada orang lain (ay.3-8). Daftar karunia rohani lain ada dalam 1 Korintus 12:7-11, dan peran kepemimpinan (karunia untuk gereja) terdapat di Efesus 4:11. Melalui setiap karunia tersebut, Roh Kudus memampukan kita untuk berfungsi dalam pelayanan rohani masing-masing. —Bill Crowder
Siapa yang dapat kamu dorong untuk memakai karunia, talenta, dan keterampilan yang mereka miliki untuk melayani orang lain dengan penuh sukacita? Bagaimana caramu memakai karuniamu secara unik untuk melayani-Nya?

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate