Pages - Menu

Sunday, August 11, 2019

Sekalipun

Namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. —Habakuk 3:18
Sekalipun
Pada tahun 2017, kesempatan terbuka bagi kami untuk menolong para korban bencana Badai Harvey di Amerika Serikat di kota Houston. Awalnya kami hendak menguatkan mereka yang tertimpa musibah, tetapi dalam prosesnya, iman kami sendiri yang diuji dan dikuatkan saat kami mendampingi mereka di dalam gereja dan rumah mereka yang rusak oleh bencana.
Keteguhan iman yang ditunjukkan oleh sejumlah orang setelah mengalami musibah itulah yang kita lihat diungkapkan oleh Nabi Habakuk di akhir nubuatan yang diberikannya pada abad ke-7 SM. Ia menubuatkan bahwa akan datang masa-masa yang sukar (1:5-2:1); keadaan akan memburuk terlebih dahulu sebelum kemudian membaik. Di akhir nubuatannya, sang nabi merenungkan tentang kemungkinan hilangnya harta benda dan kata “sekalipun” muncul lebih dari sekali: “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang” (3:17).
Bagaimana sepatutnya kita menghadapi kehilangan yang tak terbayangkan seperti merosotnya kesehatan, kehilangan pekerjaan, kematian orang yang dikasihi, atau bencana alam yang meluluhlantakkan semuanya? “Syair di Masa Sukar” yang dicatat Nabi Habakuk memanggil kita untuk kembali beriman dan percaya kepada Allah, sumber keselamatan (ay.18), kekuatan, dan keteguhan (ay.19) di masa lalu, masa sekarang, dan untuk selama-lamanya. Pada akhirnya, mereka yang percaya kepada-Nya tidak akan pernah dikecewakan. —Arthur Jackson
WAWASAN
Kitab Habakuk adalah salah satu dari dua belas kitab Nabi Kecil dalam Perjanjian Lama; disebut Nabi Kecil karena masa pelayanan kenabian mereka relatif pendek. Kitab Habakuk yang singkat ini hanya terdiri dari tiga pasal dan merupakan suatu percakapan antara sang nabi dengan Allah, berupa doa atau keluhan Habakuk dan jawaban-jawaban Allah. Karena pasal 3 diapit oleh catatan musik—(shigionoth—nada ratapan, ay.1; “Dengan permainan kecapi,” ay.19), ada kemungkinan Habakuk adalah seorang Lewi dan pemusik di Bait Allah. Seperti nabi-nabi lainnya, Habakuk meratapi kejahatan yang terjadi pada masanya. Walaupun Yehuda mengalami pembaharuan singkat di bawah pemerintahan Yosia, bangsa itu kembali berpaling dari Allah karena pengaruh buruk kekuasaan raja Manasye dan Amon. Dalam bacaan hari ini, Habakuk menegaskan kepercayaannya kepada Allah apapun yang terjadi (ay.17-19). —Alyson Kieda
Bagaimana cara Allah menjawab kebutuhanmu di masa-masa sulit? Bagaimana kamu dapat menguatkan orang lain pada saat mereka menghadapi krisis?
Bapa, di saat hidup terasa sulit dan tak menentu, jagalah imanku agar tetap teguh di dalam Engkau, sumber keselamatan dan kekuatanku.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate