Pages - Menu

Wednesday, August 14, 2013

Sukacita Dari Kekecewaan

Baca: Amsal 3:1-12

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. —Amsal 3:5

Semasa saya di sekolah Alkitab, saya pernah mengikuti audisi untuk suatu tim musik sekolah yang melayani ke luar kampus. Saya begitu bersemangat saat membayangkan bisa terlibat dalam pelayanan itu, tetapi saya sangat kecewa ketika saya gagal masuk dalam tim. Dalam kekecewaan itu, saya hanya bisa beriman bahwa Allah pasti punya maksud yang lebih besar daripada rencana saya.

Berbulan-bulan kemudian, saya berkesempatan untuk bergabung dengan tim musik yang lain, tetapi sebagai pengajar Alkitab. Hasilnya melampaui bayangan saya. Selain bahwa calon istri saya terlibat dalam tim itu dan ini memungkinkan kami untuk melayani Kristus bersama-sama, saya juga mendapat banyak kesempatan untuk berkhotbah selama 3 tahun berikutnya—suatu pengalaman berharga yang mempersiapkan saya melayani sebagai pengkhotbah di sepanjang hidup saya.

Begitu sering kita bergumul dengan kenyataan bahwa Bapa kita di surga tahu apa yang terbaik bagi kita. Kita beranggapan jalan kitalah yang benar. Namun ketika berserah kepada-Nya, maksud Allah selalu terbukti membawa kebaikan bagi kita dan memuliakan nama-Nya. Sejujurnya, hal itu mudah terlihat ketika hasilnya ternyata lebih baik dari yang kita harapkan. Namun sulit rasanya ketika kita tidak dapat melihat kebaikan itu saat ini, atau bahkan kita tidak akan pernah memahaminya hingga di surga kelak.

Raja Salomo yang bijak berkata, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Ams. 3:5-6). —WEC

Tuntun aku Tuhan Allah,
Lewat gurun dunia.
Kau perkasa dan setia;
Bimbing aku yang lemah. —Williams
(Kidung Jemaat, No. 412)

Maksud Allah atas apa yang terjadi hari ini mungkin baru akan dimengerti pada esok hari.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate