Pages - Menu

Monday, April 25, 2016

Lebih Besar dari Semua Kekacauan

Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, dan Tuhan menyinari kegelapanku. —2 Samuel 22:29
Lebih Besar dari Semua Kekacauan
Bisa dikatakan bahwa tema utama dari kitab 2 Samuel di Perjanjian Lama adalah “Hidup ini memang kacau!” Membaca kitab itu seperti menyaksikan sebuah serial televisi yang seru dan menegangkan. Sementara Daud berusaha memantapkan kedudukannya sebagai raja di Israel, ia dihadapkan pada tantangan militer, intrik politik, dan pengkhianatan dari sahabat dan anggota keluarganya. Raja Daud sendiri tentu tidak lepas dari kesalahan, seperti yang dinyatakan dengan jelas melalui hubungannya dengan Batsyeba (pasal 11-12).
Namun di penghujung kitab 2 Samuel, kita menemukan nyanyian Daud yang bersyukur kepada Allah atas belas kasihan, kasih setia, dan kelepasan yang diberikan-Nya. “Engkaulah pelitaku, ya Tuhan, dan Tuhan menyinari kegelapanku” (22:29).
Dalam banyak kesulitan yang dihadapinya, Daud berpaling kepada Tuhan. “Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok” (ay.30).
Mungkin kita dapat merasakan dan memahami pergumulan-pergumulan Daud karena seperti kita, ia pun jauh dari sempurna. Namun Daud tahu bahwa Allah jauh lebih besar daripada bagian-bagian hidupnya yang paling kacau sekalipun.
Bersama Daud, kita dapat berkata, “Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda Tuhan itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya” (ay.31). “Semua orang” itu termasuk kita!
Hidup ini memang kacau, tetapi Allah jauh lebih besar daripada semua kekacauan itu. —David McCasland
Tuhan, kami tidak dapat membaca tentang kegagalan dan kesulitan orang lain tanpa diingatkan akan kegagalan dan kesulitan kami sendiri. Kami membawa semua itu kepada-Mu, dan memohon pengampunan, serta kuasa-Mu untuk suatu awal yang baru.
Belumlah terlambat untuk memulai suatu awal yang baru bersama Allah.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate