Pages - Menu

Friday, June 10, 2016

Nama Baru Kita

Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru. —Wahyu 2:17
Nama Baru Kita
Wanita itu menyebut dirinya sendiri seorang pencemas. Namun ketika suatu hari anaknya mengalami kecelakaan, ia pun belajar melepaskan diri dari sebutan tersebut. Sementara anaknya dalam proses pemulihan, ia rutin bertemu sahabat-sahabatnya setiap Minggu untuk berbincang-bincang dan berdoa bersama guna memohon bantuan dan kesembuhan dari Allah. Bulan demi bulan, setelah ia mengubah ketakutan dan kekhawatirannya menjadi doa, ia menyadari bahwa ia telah berubah dari seorang pencemas menjadi pendoa. Ia merasakan bahwa Tuhan sedang memberinya nama yang baru. Identitasnya di dalam Kristus justru semakin kuat mengakar lewat pergumulannya menghadapi kepedihan hati yang tidak dikehendakinya.
Dalam pesan Yesus kepada jemaat di Pergamus, Tuhan berjanji akan memberikan batu putih dengan nama baru tertulis di atasnya kepada mereka yang setia (Why. 2:17). Para penafsir Alkitab masih memperdebatkan makna perkataan itu, tetapi sebagian besar setuju bahwa batu putih itu mengacu pada kemerdekaan kita dalam Kristus. Pada zaman Alkitab, hakim di pengadilan menggunakan batu putih untuk menyatakan vonis tidak bersalah dan batu hitam untuk vonis bersalah. Batu putih juga digunakan oleh penerimanya sebagai tanda masuk ke dalam acara-acara khusus seperti jamuan makan; demikian juga, mereka yang menerima batu putih dari Allah akan diterima masuk ke dalam perjamuan di surga. Kematian Yesus memberi kita kemerdekaan, hidup baru, dan nama baru.
Menurutmu, nama baru apakah yang akan diberikan Allah kepada kamu? —Amy Boucher Pye
Kiranya aku menjalani identitas baruku dengan berbagi kasih dan sukacita-Mu. Tunjukkanlah kepadaku karya-Mu yang terus memperbarui diriku.
Pengikut Kristus memiliki identitas yang sama sekali baru.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate