Pages - Menu

Thursday, June 2, 2016

Tuhan, Tolong!

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. —Ibrani 4:16
Tuhan, Tolong!
Saya sangat gembira ketika seorang teman mengatakan bahwa ia hamil! Kami pun sama-sama menantikan kelahiran bayinya. Namun ketika bayi tersebut mengalami gangguan otak dalam proses persalinannya, hati saya hancur dan saya tidak tahu bagaimana harus berdoa. Saya hanya tahu kepada siapa saya harus berdoa. Saya harus berdoa kepada Allah. Dialah Bapa kita, dan Dia mendengar seruan kita kepada-Nya.
Saya tahu bahwa Allah sanggup melakukan mukjizat. Dia pernah menghidupkan kembali anak perempuan Yairus (Luk. 8:49-55) sekaligus menyembuhkan anak itu dari penyakit apa pun yang telah menyebabkan kematiannya. Maka saya pun meminta Allah untuk menyembuhkan bayi teman saya itu.
Namun saya bertanya-tanya, apa jadinya kalau Allah tidak menyembuhkannya? Dia bukannya kurang berkuasa. Mungkinkah Dia tak peduli? Saya pun teringat pada penderitaan Yesus di atas kayu salib dan ayat yang mengatakan bahwa “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rm. 5:8). Kemudian saya mengingat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Ayub dan bagaimana ia belajar melihat hikmat Allah yang tampak dalam karya ciptaan Allah di sekitarnya (Ayb. 38-39).
Lambat laun saya melihat bagaimana Allah memanggil kita untuk mempercayai-Nya di dalam setiap pengalaman hidup kita. Oleh anugerah Allah, saya dan teman saya sama-sama belajar apa artinya berseru kepada Tuhan dan mempercayai-Nya—apa pun hasil yang dikehendaki-Nya. —Poh Fang Chia
Tuhan, kepada siapa aku dapat berharap kecuali kepada-Mu! Aku mempercayakan hidupku dan hidup orang-orang yang kukasihi kepada-Mu. Aku bersyukur karena Engkau selalu mendengar seruanku.
Ketika kamu terpuruk, itulah saat yang tepat untuk berdoa!

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate