Pages - Menu

Saturday, September 29, 2018

Menuai di Ladang

Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: “Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.” —Rut 2:2
Menuai di Ladang
Seorang teman asal Tanzania memiliki visi untuk membeli sebidang tanah kosong di ibu kota Dodoma. Setelah menyadari kebutuhan dari sejumlah janda di lingkungan itu, Ruth ingin mengubah tanah yang tidak terpakai itu menjadi tempat untuk beternak ayam dan bercocok tanam. Visinya untuk membantu mereka yang berkekurangan itu berasal dari kasihnya kepada Allah, dan terinspirasi oleh tokoh Alkitab yang bernama sama dengannya, Rut.
Hukum Taurat memperbolehkan orang miskin atau orang asing untuk memungut (menuai) sisa-sisa hasil tuaian dari tepi ladang (Im. 19:9-10). Tokoh Rut di Alkitab adalah seorang asing. Karena itu, ia diizinkan bekerja di ladang dan mengumpulkan makanan untuknya serta untuk Naomi, ibu mertuanya. Karena memungut sisa hasil tuaian di ladang milik Boas—seorang kerabat dekat suami Naomi—Rut dan Naomi pada akhirnya mendapat tempat tinggal dan perlindungan. Rut sehari-hari bekerja mengumpulkan makanan dari tepi ladang dengan cerdik dan tekun, dan Allah pun memberkatinya.
Semangat teman saya, Ruth, dan dedikasi tokoh Rut dalam Alkitab, menggugah saya untuk bersyukur kepada Allah atas pemeliharaan-Nya bagi orang yang miskin dan tertindas. Keduanya menginspirasi saya mencari cara-cara yang konkret untuk menolong orang lain di tengah komunitas saya, bahkan lebih luas lagi sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa syukur saya kepada Allah yang murah hati. Apakah yang bisa kamu lakukan dalam kemurahan hati kepada orang lain sebagai bentuk penyembahanmu kepada Allah? —Amy Boucher Pye
Tuhan Yesus, Engkau menghendaki agar tak seorang pun kelaparan. Bukalah mata kami agar dapat menolong mereka yang berkekurangan. Kami ingin membagikan kasih-Mu demi kemuliaan nama-Mu.
Allah peduli kepada orang-orang yang tak berdaya.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate