Pages - Menu

Sunday, December 9, 2018

Kasih yang Tak Berkesudahan

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. —Mazmur 136:1
Kasih yang Tak Berkesudahan
“Ayah sayang padamu!” seru ayah ketika saya membanting pintu mobil dan berlari ke gerbang sekolah. Waktu itu, saya masih kelas 6 sekolah dasar, dan selama berbulan-bulan adegan yang sama terjadi setiap pagi. Ayah mengantar saya ke sekolah, lalu beliau akan berkata, “Belajar yang rajin, ya! Ayah sayang padamu!” Namun, jawaban saya hanyalah, “Dah.” Saya tidak sedang marah atau berusaha mengabaikannya, hanya saja saya terlalu sibuk dengan pikiran sendiri, sehingga tidak menyimak kata-katanya. Meski demikian, ayah tetap menyayangi saya.
Seperti itulah kasih Allah—bahkan lebih. Kasih setia-Nya tetap untuk selamanya. Dalam bahasa Ibrani, kasih setia seperti itu disebut hesed. Kata tersebut sering dipakai dalam Perjanjian Lama, dan sebanyak dua puluh enam kali dalam Mazmur 136 saja! Tidak ada kata modern yang dapat merangkum maknanya secara penuh; kita menerjemahkannya menjadi “kebaikan,” “cinta kasih,” “belas kasihan,” atau “kasih setia.” Hesed adalah kasih sayang yang berdasarkan komitmen perjanjian; suatu cinta yang teguh dan setia. Bahkan, di saat umat-Nya berdosa, Allah tetap setia mengasihi mereka. Kasih setia adalah bagian yang tak terpisahkan dari karakter Allah (Kel. 34:6).
Waktu kecil, adakalanya saya menganggap kasih ayah sebagai hal yang biasa saja. Sekarang, adakalanya saya juga memperlakukan kasih Bapa surgawi dengan cara yang sama. Saya lupa mendengarkan Allah dan menanggapi-Nya. Saya lupa mengucap syukur. Namun, saya tahu bahwa kasih setia Allah kepada saya tetap teguh—itulah landasan pasti bagi seluruh kehidupan saya. —Amy Peterson
Ya Tuhan, kami memuji-Mu karena kasih setia-Mu tak berkesudahan bagi kami! Sekalipun kami tidak setia, Engkau tetap setia.
Ambillah waktu untuk menunjukkan kasih Allah kepada seseorang hari ini.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate