Pages - Menu

Tuesday, November 19, 2019

Hasrat Sejati yang Terdalam

Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” —Markus 10:51
Hasrat Sejati yang Terdalam
Seekor tikus bersuara melengking, Reepicheep, mungkin adalah tokoh paling pemberani dalam serial The Chronicles of Narnia. Ia terjun ke medan perang sambil mengayunkan pedang mungilnya. Ia tidak takut saat kapal Dawn Treader membawanya berlayar menuju Pulau Kegelapan. Apa rahasia keberanian Reepicheep? Ia memendam kerinduan yang sangat mendalam untuk masuk ke negeri Aslan. “Itulah hasrat hatiku,” katanya. Reepicheep tahu betul apa yang diinginkannya, dan keinginannya itu membawanya bertemu dengan rajanya.
Bartimeus, orang buta dari Yerikho, sedang duduk mengemis di tempatnya yang biasa ketika ia mendengar Yesus datang bersama orang banyak. Ia pun berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (Mrk. 10:47). Orang-orang berusaha menyuruhnya diam, tetapi Bartimeus tidak mau menyerah.
“Lalu Yesus berhenti,” tulis Markus (ay.49). Di tengah kerumunan itu, Yesus ingin mendengar Bartimeus. “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” tanya Yesus (ay.51). Jawabannya sebenarnya sudah jelas; Yesus juga pasti tahu. Namun, tampaknya Dia ingin Bartimeus mengungkapkan hasrat hatinya yang terdalam. “Supaya aku dapat melihat,” jawab Bartimeus (ay.51). Yesus pun menyuruh Bartimeus pulang dalam keadaan yang sudah dipulihkan—ia bisa melihat warna, keindahan, dan wajah teman-temannya untuk pertama kalinya.
Tidak semua hasrat kita dipenuhi dengan segera (bahkan hasrat itu pun harus mengalami transformasi), tetapi yang penting adalah Bartimeus tahu apa yang menjadi hasratnya dan ia membawanya kepada Yesus. Bila kita sungguh-sungguh mau memperhatikannya, kita akan menyadari bahwa hasrat dan kerinduan sejati kita akan selalu membawa kita kepada-Nya. —Winn Collier
WAWASAN
Kisah tentang Bartimeus si buta (Markus 10:46-52) hanyalah salah satu mukjizat kesembuhan dari kebutaan jasmani yang dicatat dalam Injil Markus. Kisah lainnya terdapat dalam 8:22-26 di mana Yesus menyembuhkan seorang pria yang tak disebut namanya di Betsaida. Namun, kebutaan jasmani bukan satu-satunya persoalan “penglihatan” yang hendak Markus sampaikan. Kebutaan rohani merajalela di mana-mana. Tepat sebelum Yesus menyembuhkan orang buta di Betsaida itu, Dia menegur murid-murid-Nya dengan berkata, “Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar?” (ay.17-18); dan persis sebelum menyembuhkan Bartimeus, Yesus mengingatkan murid-murid-Nya bahwa Dia harus menderita dan mati, tetapi mereka tidak mengerti (ay.31-33; 9:30-32; 10:32-34). Setelah kebangkitan Kristus, barulah kebutaan rohani mereka sembuh. —Arthur Jackson
Apa yang sungguh-sungguh kamu dambakan? Bagaimana hasrat tersebut membawamu kepada Yesus?
Tuhan Yesus, tolonglah aku membawa seluruh hasratku kepada-Mu. Hanya Engkau yang sanggup memuaskan apa yang selama ini aku rindukan.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate