Pages - Menu

Tuesday, September 22, 2020

Jalan Menyimpang

 

Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya. —2 Timotius 4:2

Jalan Menyimpang

Buang-buang waktu saja, pikir Harley. Agen asuransinya terus memaksa agar mereka bertemu lagi. Harley tahu pertemuan tersebut akan kembali menjadi ajang promosi yang membosankan, tetapi ia memutuskan untuk memanfaatkan sebaik mungkin pertemuan tersebut sebagai kesempatan untuk berbicara tentang imannya.

Saat melihat bahwa alis agen tersebut ditato, dengan ragu Harley menanyakan alasannya. Ia pun mengetahui bahwa wanita itu menato alisnya karena merasa itu akan membawa keberuntungan. Meski pertanyaan Harley sangat menyimpang dari topik tentang keuangan, tetapi hal itu telah membuka pintu kesempatan baginya untuk berbicara soal keberuntungan dan iman. Harley dapat bercerita kepada lawan bicaranya tentang alasannya bergantung pada Yesus Kristus. Waktu yang “terbuang” tadi ternyata menjadi kesempatan dari Allah.

Yesus juga pernah melakukannya. Dalam perjalanan dari Yudea menuju Galilea, Dia menyimpangkan jalan-Nya untuk berbicara dengan seorang Samaria, suatu tindakan yang tidak terpikirkan untuk seorang Yahudi. Lebih parahnya lagi, perempuan itu adalah seorang pezina yang bahkan dijauhi oleh orang sebangsanya. Namun, Yesus akhirnya mengadakan perbincangan yang kemudian membawa keselamatan bagi banyak orang (Yoh. 4:1-26,39-42).

Apakah kamu harus menemui seseorang yang sebenarnya tidak ingin kamu temui? Atau kamu selalu saja bertemu dengan tetangga yang sebenarnya kamu hindari? Alkitab mengingatkan kita untuk selalu siap sedia—”baik atau tidak baik waktunya”—untuk membagikan kabar baik (2 Tim. 4:2). Pertimbangkanlah untuk mengambil “jalan menyimpang,” karena siapa tahu Allah memberimu kesempatan untuk berbicara kepada seseorang tentang Dia hari ini!—LESLIE KOH

WAWASAN
Paulus menuliskan surat terakhirnya ini dengan mengetahui bahwa ia akan segera mati. Jadi, ketika ia berkata, “Aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu: . . . Beritakanlah firman” (2 Timotius 4:1-2), permintaannya ini membawa dampak yang makin besar bagi Timotius. Ahli Alkitab bernama William Hendriksen mengatakan bahwa kata beritakan itu secara harfiah berarti “menyatakan di hadapan umum.” Itulah yang Paulus mau Timotius lakukan. Kemudian Paulus dengan tegas memberikan peringatan spesifik kepadanya, ditandai dengan kata-kata “akan datang waktunya” (ay.3). Apa yang akan terjadi pada “waktu” itu? “[Orang] akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya” (ay.3). Di pasal 3, Paulus telah memerintahkan Timotius untuk tetap berpegang pada kebenaran Alkitab. Kini, Paulus mendorongnya untuk memberitakan kebenaran itu walaupun tidak populer. Arahannya kepada Timotius ini masih memiliki relevansinya untuk kita saat ini. —Tim Gustafson

Siapakah yang mungkin kamu temui hari ini? Bagaimana caranya agar ada kesempatan untuk bercerita tentang Yesus? Bagaimana kamu menyimpang dari kebiasaan guna menceritakan kabar baik dengan berani tetapi juga penuh kepekaan?

Tuhan Yesus, ajarlah aku melihat pintu-pintu yang Engkau bukakan bagiku untuk bercerita tentang kasih-Mu, dan berilah aku keberanian untuk bercerita tentang diri-Mu kepada orang lain.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate