Pages - Menu

Saturday, February 1, 2014

Allah Mendengar

Karena Hana berkata-kata dalam hatinya . . . suaranya tidak kedengaran. —1 Samuel 1:13
Allah Mendengar
Setelah membaca beberapa buku anak-anak bersama putri saya, saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan membaca buku untuk orang dewasa selama beberapa waktu, baru kemudian kami akan membaca bersama buku anak-anak lagi. Saya membuka-buka buku yang ingin saya baca dan mulai membacanya dalam hati. Beberapa menit kemudian, putri saya menatap saya dengan tatapan ragu dan berkata, “Mama tidak benar-benar membaca.” Dalam anggapannya, karena saya membaca tanpa mengeluarkan suara, saya tidak sungguh-sungguh mencerna kata-kata dalam buku itu.
Seperti membaca, doa juga bisa dilakukan tanpa mengeluarkan suara. Hana, yang rindu mempunyai anak, mengunjungi bait Allah dan “berkata-kata dalam hatinya” ketika berdoa. Bibirnya bergerak-gerak, tetapi “suaranya tidak kedengaran” (1Sam. 1:13). Imam Eli melihat semua itu tetapi salah memahami apa yang sedang terjadi. Hana menjelaskan, “Aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN” (ay.15). Allah mendengar permohonan doa tanpa suara yang dipanjatkan Hana dan memberinya seorang putra (ay.20).
Karena Allah menyelidiki hati dan pikiran kita (Yer. 17:10), Dia melihat dan mendengar setiap doa—bahkan doa-doa yang tidak terucapkan oleh bibir kita. Sifat-Nya yang Mahatahu memungkinkan kita untuk berdoa dengan penuh keyakinan bahwa Dia akan mendengar dan menjawab doa-doa kita (Mat. 6:8,32). Oleh karena itulah, kita dapat terus memuji Allah, memohon pertolongan-Nya, dan berterima kasih kepada-Nya atas segala berkat-Nya—bahkan ketika orang lain tidak dapat mendengar doa kita. —JBS
Indahnya saat yang teduh
Menghadap takhta Bapaku:
Kunaikkan doa pada-Nya,
Sehingga hatiku lega. —Walford
(Kidung Jemaat, No. 454)
Allah memenuhi hati kita dengan damai sejahtera ketika kita mencurahkan isi hati kita kepada-Nya.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate