Pages - Menu

Monday, February 17, 2014

Tentang Mendengarkan

Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah. —Pengkhotbah 5:1
Tentang Mendengarkan
Ada ungkapan: “Allah memberi kita dua telinga dan satu mulut dengan suatu maksud.” Kemampuan untuk mendengarkan merupakan keterampilan hidup yang penting. Para konselor meminta kita untuk mau mendengarkan satu sama lain. Para pemimpin rohani menasehati kita untuk mendengarkan Allah. Namun orang jarang berkata, “Dengarkanlah dirimu sendiri.” Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa kita memiliki suara batin yang selalu tahu apa yang harus kita katakan. Juga bukan berarti kita harus lebih mendengarkan diri sendiri daripada mendengarkan Allah dan sesama. Maksud saya, kita perlu mendengarkan diri sendiri agar kita dapat memahami apa yang mungkin ditangkap orang lain dari perkataan kita.
Bangsa Israel seharusnya menerapkan prinsip ini ketika Musa memimpin mereka keluar dari Mesir. Baru beberapa hari setelah dibebaskan secara ajaib, mereka sudah mengeluh (Kel. 16:2). Kebutuhan mereka untuk makan memang wajar, tetapi cara mengungkapkan kebutuhan itu sungguh tidak pantas (ay.3).
Ketika kita mengucapkan sesuatu karena didorong oleh perasaan takut, kemarahan, ketidakpedulian, atau keangkuhan diri—sekalipun yang kita katakan itu benar—orang yang menyimak perkataan kita akan menangkap lebih daripada sekadar kata-kata yang kita ucapkan. Mereka mendengar emosi kita. Namun mereka tidak tahu apakah emosi itu didasari oleh sikap perhatian dan kasih, atau oleh niat untuk menghina dan merendahkan, sehingga bisa saja orang salah paham terhadap kita. Jika kita mendengarkan diri sendiri sebelum mengucapkan sesuatu, kita bisa memeriksa hati kita sebelum ucapan kita yang ceroboh merugikan orang lain atau mendukakan Allah. —JAL
Tuhan, tolong aku untuk berpikir sebelum berbicara,
untuk memeriksa hatiku. Tolong aku untuk mengendalikan lidahku
dan mengungkapkan maksudku dengan jelas sehingga aku tidak akan
menimbulkan perpecahan. Tolonglah aku menjaga bibirku.
Kata-kata yang diucapkan secara sembrono lebih sering menimbulkan kerugian daripada kebaikan.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate