Pages - Menu

Wednesday, April 8, 2015

Kehidupan yang Harum

Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu . . . , suatu persembahan yang harum, . . . yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. —Filipi 4:18
Kehidupan yang Harum
Saya bersyukur karena Allah telah memberikan kepada kita indera penciuman sehingga kita bisa menikmati berbagai aroma harum dalam hidup ini. Saya senang menghirup aroma yang sederhana, seperti bau menyegarkan dari losion bercukur saya di pagi hari, atau aroma lembut dari rumput-rumput yang baru dipotong di musim semi. Saya pun sangat menikmati bau harum semerbak di udara dari bunga mawar kesukaan saya saat duduk-duduk di halaman belakang rumah. Tentu saja, saya juga menikmati aroma yang menggiurkan dari santapan yang lezat.
Oleh karena itu, perkataan Paulus menarik perhatian saya ketika ia mengatakan bahwa kemurahan hati kita dalam menunjukkan kasih kepada sesama adalah seperti “suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah” (Flp. 4:18). Kita biasa menganggap tindakan kita dalam menolong mereka yang berkekurangan sebagai sesuatu yang memang patut dilakukan—dan juga untuk meneladan Kristus. Namun Paulus berkata bahwa perbuatan baik yang sengaja kita lakukan demi memenuhi kebutuhan seseorang sesungguhnya memenuhi ruang takhta Allah dengan suatu aroma harum yang membawa kesukaan bagi-Nya.
Kita dapat menyenangkan Allah dengan keharuman yang kita tebarkan ketika kita menjadi berkat bagi orang lain! Itulah motivasi tambahan bagi kita untuk selalu rajin berbuat baik demi nama-Nya.
Adakah yang mungkin sedang membutuhkan uluran tanganmu pada hari ini? Mintalah agar Allah menuntun kamu pada hidup seseorang, dan jadilah berkat baginya, karena itu akan menyebarkan aroma yang harum! Joe Stowell
Aku berharap dapat melakukan ini bagi sesamaku hari ini: __________
Memberkati sesama merupakan tindakan yang berkenan kepada Allah.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate