Pages - Menu

Wednesday, December 20, 2017

Memecah Kesunyian

Dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia . . . dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya. —Lukas 1:17
Memecah Kesunyian
Di akhir Perjanjian Lama, Allah seperti sedang bersembunyi. Selama empat abad, orang Yahudi menanti dan bertanya-tanya. Allah terlihat seperti pasif, tidak peduli, dan tidak mendengarkan doa-doa mereka. Hanya tersisa satu harapan: janji tentang Mesias yang sudah dikumandangkan sejak lama. Orang Yahudi mempertaruhkan segalanya demi janji itu. Lalu sesuatu yang monumental terjadi. Kabar kelahiran seorang bayi pun tersiar.
Kamu dapat merasakan kegembiraan yang luar biasa ketika membaca reaksi orang-orang dalam kitab Lukas. Peristiwa seputar kelahiran Yesus terdengar bagaikan drama musikal yang riang gembira. Para tokoh berkerumun masuk panggung: seorang imam lanjut usia (Luk. 1:5-25), seorang perawan yang terkejut (1:26-38), sang nabi perempuan tua bernama Hana (2:36). Maria sendiri mengutarakan sebuah pujian indah karena hatinya begitu gembira (1:46-55). Bahkan sepupu Yesus yang belum lahir melonjak kegirangan di dalam rahim ibunya (1:41).
Lukas dengan cermat menghubungkan janji-janji di Perjanjian Lama tentang Mesias dengan peristiwa ini. Malaikat Gabriel bahkan menyebut Yohanes Pembaptis sebagai “Elia” yang diutus untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan (1:17). Jelaslah, sesuatu yang penting akan terjadi di planet Bumi. Di tengah para penduduk desa yang muram dan terhimpit oleh penjajahan, di suatu pelosok daerah Kekaisaran Romawi, sesuatu yang indah akan segera datang. —Philip Yancey
Engkau datang bagi kami, untuk itulah kami bersukacita! Yesus, Engkaulah anugerah penebusan dan pengharapan bagi kami. Kami sungguh bersyukur kepada-Mu.
Pernah terjadi di dunia, sebuah palungan memuat sesuatu yang jauh lebih besar dari seluruh dunia yang kami diami. —C. S. Lewis (dari The Last Battle)

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate