Pages - Menu

Thursday, October 3, 2019

Daya Jangkau Kasih

O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! —Roma 11:33
Daya Jangkau Kasih
Mary Lee adalah seekor hiu putih besar dengan panjang hampir lima meter dan berat sekitar 1.587 kilogram yang dipasangi alat penanda khusus oleh para ahli kelautan di lepas pantai timur Amerika Serikat pada tahun 2012. Alat pemancar yang dipasangkan pada sirip punggungnya akan terlacak oleh satelit bila hiu tersebut naik ke permukaan. Selama lima tahun berikutnya pergerakan Mary Lee diamati secara online oleh para peneliti maupun peselancar di sepanjang pantai. Total jarak yang terlacak dari hiu itu kurang lebih sejauh 64.375 kilometer sampai suatu hari sinyalnya berhenti, kemungkinan karena daya baterai di alat pemancar pada hiu tersebut sudah habis.
Daya jangkau pengetahuan manusia dan teknologi mempunyai batasan. Mereka yang “mengikuti” Mary Lee akhirnya kehilangan jejaknya, tetapi kamu dan saya tidak akan bisa lepas dari pengawasan Allah setiap saat dalam hidup kita. Daud berdoa, “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau”(Mzm. 139:7-8) “Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu,” serunya penuh syukur (ay.6).
Allah memilih untuk mengenal kita karena Dia mengasihi kita. Karena kepedulian-Nya, Dia tidak hanya memperhatikan hidup kita tetapi juga memasuki dan memperbaruinya. Dia datang kepada kita lewat Yesus yang hidup, mati, dan bangkit, supaya kita bisa mengenal dan mengasihi-Nya untuk selama-lamanya. Kita tidak mungkin terlepas dari jangkauan kasih Allah yang ajaib. —James Banks
WAWASAN
Secara sederhana, teologi artinya “ilmu yang mempelajari tentang Allah.” Mazmur 139 bukanlah sebuah kursus teologi, tetapi tulisan Daud ini sarat dengan pengetahuan tentang Allah. Ayat 1-18 meliputi tiga sifat yang hanya ada pada Allah: Dia maha tahu (ay.1-6), maha hadir (ay.7-12), dan maha kuasa (ay.13-18). Betapa menakjubkannya Allah menurut gambaran Mazmur 139. Tulisan pemazmur ini lahir dari pengalaman pribadinya bersama Tuhan (perhatikan jumlah kata ganti orang pertama). Daud tidak menuliskan pemikiran abstrak mengenai Allah yang jauh, tetapi perenungannya menghasilkan penerapan pribadi: “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (ay.23-24). —Arthur Jackson
Bagaimana kesadaran bahwa Allah mengenal dan mengasihi kita sepenuhnya dapat menyemangatimu? Apa yang akan kamu lakukan hari ini untuk menjangkau sesamamu dengan kasih-Nya?
Terima kasih, karena Engkau selalu mengawasiku, ya Bapa! Tolonglah aku menjalani hidup hari ini dengan semakin menyadari kehadiran dan kasih-Mu yang sempurna.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate