Pages - Menu

Tuesday, November 12, 2019

Berkat Kita dan Kasih Allah

Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. —Mazmur 136:16
Berkat Kita dan Kasih Allah
Pada tahun 2015, seorang wanita membuang komputer milik mendiang suaminya di bengkel daur ulang—sebuah komputer yang dibuat pada tahun 1976. Namun, yang lebih penting daripada tahun pembuatannya adalah mengetahui siapa pembuatnya. Komputer itu adalah salah satu dari 200 komputer yang dirakit sendiri oleh pendiri Apple, Steve Jobs, dan diperkirakan nilainya sekarang sekitar seperempat juta dolar! Terkadang nilai sebuah benda dapat diketahui dari siapa yang membuatnya.
Menyadari bahwa Allah sajalah yang menciptakan kita menunjukkan betapa berharganya kita di mata-Nya (Kej. 1:27). Mazmur 136 menuliskan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah umat Israel: bagaimana mereka dibebaskan dari perbudakan di Mesir (ay.11-12), berjalan melintasi padang gurun (ay.16), dan menerima kediaman yang baru di Kanaan (ay.21-22). Namun, perhatikan, setiap kali suatu peristiwa bersejarah disebutkan, selalu diikuti kalimat yang terus diulang: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Kalimat ini mengingatkan umat Israel bahwa pengalaman-pengalaman mereka bukanlah peristiwa sejarah yang terjadi serampangan. Setiap peristiwa telah dirancang oleh Allah dan menjadi cerminan kasih setia-Nya kepada mereka yang diciptakan-Nya.
Terlalu sering saya membiarkan peristiwa-peristiwa yang menyatakan karya dan kebaikan Allah berlalu begitu saja, karena gagal menyadari bahwa setiap pemberian yang baik datang dari Bapa Surgawi yang menciptakan dan mengasihi saya (Yak. 1:17). Kiranya kamu dan saya belajar menghubungkan setiap berkat dalam hidup kita dengan kasih setia Allah bagi kita. —Peter Chin
WAWASAN
Ketika membaca kitab Mazmur, terkadang kita lupa bahwa mazmur-mazmur itu ditulis untuk dinyanyikan, bukan dibaca. Banyak mazmur berisi pengalaman pribadi, tetapi ada pula yang ditujukan kepada orang Israel secara keseluruhan dan biasanya dinyanyikan ketika umat berkumpul untuk beribadah. Mazmur 136 adalah salah satu contohnya. Sebagian pakar Alkitab beranggapan bahwa mazmur itu dirancang untuk dinyanyikan secara berbalasan—kelompok yang satu mengumandangkan satu bagian dan kelompok yang lain menanggapinya. Para imam dan orang Lewi (pemimpin penyembahan) menyanyikan suatu pernyataan tentang Allah (“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!” ay.1) dan jemaat yang berkumpul menyahut, “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” —Bill Crowder
Bagaimana kamu dapat lebih mengingat Sang Sumber berkat dalam kehidupanmu? Apa yang selama ini menghambatmu untuk melakukannya?
Bapa Surgawi, janganlah kiranya aku melewatkan satu pun berkat-Mu tanpa mengakui bahwa semua itu adalah semata-mata pemberian-Mu!

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate