Pages - Menu

Monday, July 27, 2020

Mengelola Dunia Milik Allah

Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. —Kejadian 2:15
Mengelola Dunia Milik Allah
“Mengapa Ayah harus berangkat kerja?” Pertanyaan itu diutarakan anak perempuan saya karena ia ingin terus bermain dengan saya. Saya pun lebih senang tidak pergi agar bisa menghabiskan waktu bersamanya, tetapi banyak pekerjaan di kantor yang membutuhkan perhatian saya. Namun, itu pertanyaan yang bagus. Untuk apa kita bekerja? Apakah hanya untuk memenuhi kebutuhan kita dan orang-orang yang kita cintai? Bagaimana dengan pekerjaan yang tidak dibayar—mengapa kita melakukannya?
Kitab Kejadian pasal 2 mengungkapkan bahwa Allah menempatkan manusia pertama di taman Eden untuk “mengusahakan dan memelihara taman itu” (ay.15). Ayah mertua saya seorang petani, dan ia sering berkata bahwa ia bertani karena menyukai tanah pertaniannya dan hewan yang diternakkannya. Itu jawaban yang indah, tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak menyukai pekerjaannya? Mengapa Allah menempatkan kita di tempat tertentu dengan tugas tertentu?
Jawabannya ada di Kejadian pasal 1. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah untuk menjaga dan mengelola dunia yang diciptakan-Nya dengan baik (ay.26). Hikayat paganisme tentang asal mula dunia menceritakan bahwa “dewa-dewa” menciptakan manusia untuk menjadi budak mereka. Namun, kitab Kejadian menyatakan bahwa satu-satunya Allah yang sejati menciptakan manusia untuk menjadi wakil-wakil-Nya—dipercayakan Allah untuk mengurus ciptaan-Nya. Kiranya kita dapat mencerminkan kekuasaan Allah yang bijaksana dan penuh kasih kepada dunia. Bekerja merupakan panggilan untuk mengelola dunia milik Allah untuk kemuliaan-Nya.—Glenn Packiam
WAWASAN
Pada empat hari pertama dari penciptaan, Allah menciptakan semua prasarana fisik—alam semesta dan bumi—langit, darat, dan laut (Kejadian 1:1-19). Pada hari kelima dan keenam, Allah menciptakan semua makhluk hidup—burung-burung, ikan, dan semua binatang di darat untuk mengisi ketiga alam tersebut (ay.20-25). Namun, puncak proses penciptaan adalah pada hari keenam ketika Allah menciptakan manusia. Manusia diberi keistimewaan, tujuan, dan tempat khusus dalam rencana Allah, satu-satunya makhluk yang diciptakan “menurut gambar dan rupa [Allah]” (ay.26). Hanya manusia yang memiliki kepribadian, kesadaran diri, kehendak, akal budi, pengetahuan, emosi, kreativitas, moralitas, dan spiritualitas, sama seperti Allah. Keistimewaan manusia di antara ciptaan lain itulah yang mendorong Ayub bertanya kepada Allah, “Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan” (Ayub 7:17; lihat Mazmur 8:5-7; 144:3). —K.T. Sim
Pekerjaan apa yang diberikan Tuhan kepadamu? Bagaimana kamu bisa mengelola “ladang” itu dengan menatanya dan menghasilkan yang baik darinya oleh anugerah-Nya?
Ya Allah, terima kasih untuk kehormatan bisa turut bekerja bersama-Mu di ladang dunia milik-Mu. Tolonglah aku agar dapat mencerminkan kasih, hikmat, dan kuasa-Mu dalam hidupku dan di tempat kerjaku.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate