Pages - Menu

Tuesday, July 28, 2020

Mempercayai Allah di Masa Sulit

Aku tahu kepada siapa aku percaya. —2 Timotius 1:12
Mempercayai Allah di Masa Sulit
Ketika John mengetahui bahwa ia mengidap kanker stadium akhir, ia dan Carol, istrinya, merasa bahwa Allah memanggil mereka untuk membagikan kisah perjuangan mereka dengan penyakit itu di dunia maya. Karena percaya bahwa Allah akan bekerja melalui keterbukaan itu, mereka pun mengunggah momen-momen sukacita maupun kesedihan dan penderitaan yang mereka alami selama dua tahun.
Ketika akhirnya Carol memberi kabar bahwa suaminya telah meninggal dunia, ratusan orang merespons dan mengucapkan terima kasih atas keterbukaan mereka. Ada yang bersyukur membaca tentang sudut pandang iman Kristen dalam menyambut ajal karena “toh kita semua pasti meninggal” suatu saat nanti. Ada pula yang mengatakan bahwa meski tidak pernah berjumpa secara langsung, ia sangat dikuatkan oleh pasangan itu lewat kesaksian mereka dalam mempercayai Allah.
Meski adakalanya John merasakan sakit yang luar biasa, ia dan Carol menceritakan kisah mereka agar dapat menunjukkan kepada banyak orang bagaimana Allah telah menopang mereka. Mereka tahu kesaksian mereka akan berbuah bagi Allah, seperti yang dikatakan Paulus saat ia menderita: “Aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan” (2 Tim. 1:12).
Allah bahkan dapat memakai kematian seseorang yang kita kasihi untuk menguatkan iman kita (dan iman orang lain) kepada-Nya, melalui kasih karunia yang kita terima dalam Yesus Kristus (ay.9). Bila kamu sedang mengalami penderitaan dan kesulitan yang berat, ketahuilah bahwa Allah sanggup melimpahkan penghiburan dan damai sejahtera bagimu.—Amy Boucher Pye
WAWASAN
Timotius adalah seorang gembala muda yang ditugaskan Paulus untuk memimpin gereja di Efesus. Paulus mendorong Timotius agar tidak menjadikan usia mudanya sebagai halangan untuk melayani (1 Timotius 4:12). Walaupun Paulus tidak malu menjadi tahanan demi Kristus, tampaknya Timotius merasa agak takut dan malu karena pembimbingnya ada di penjara (2 Timotius 1:8,12). Alasan inilah yang mendorong Paulus mengajak Timotius untuk turut menderita bersamanya bagi Injil, sebab hanya oleh kekuatan Allah mereka diizinkan untuk menderita demi Kristus (ay.8). J. R. Hudberg
Bagaimana pengalamanmu menerima sukacita dari Allah, sekalipun di tengah kesedihan yang mendalam? Bagaimana kamu memahami hal tersebut? Bagaimana kamu dapat berbagi dengan orang lain tentang hikmah yang telah kamu terima?
Bapa Surgawi, kobarkanlah karunia iman di dalam diriku, supaya dengan penuh kasih dan kuasa, aku dapat membagikan kesaksianku tentang karya-Mu dalam hidupku.

No comments:

Post a Comment

 

Total Pageviews

Translate